Penembaknya Berhasil Sembunyi di Parit, Detik-detik Mendebarkan Ketika Presiden Timor Leste Jadi Sasaran Pembunuhan Para Pemberontak Hanya 6 Tahun Usai Merdeka

Khaerunisa

Editor

Jose Ramos-Horta, Presiden Timor Leste ke-2.
Jose Ramos-Horta, Presiden Timor Leste ke-2.

Intisari-Online.com - Kemerdekaan Timor Leste yang secara resmi diakui internasional pada tahun 2002 tak menghentikan kekacauan yang terjadi di bekas wilayah Indonesia ini.

Hanya 6 tahun usai merdeka, yaitu pada tahun 2008, para tentara pemberontak yang dipimpin Alfredo Reido kembali beraksi.

Percobaan pembunuhan menimpa Presiden Timor Leste saat itu, Jose Ramos Horta.

Juga Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.

Baca Juga: Detik-detik Kronologi Indonesia Menginvasi Timor Leste pada 1975 hingga Soeharto Digulingkan dari Kekuasaannya pada 1998

Beruntung, Xanana Gusmao terhindar dari serangan para pemberontak.

Tetapi Jose Ramos Horta mengalami luka tembak setelah berhasil dihujani peluru oleh anak buah Alfredo Reinado.

Penyerangan ini merupakan puncak dari aksi tentara pemberontak yang telah terjadi pada 2006.

Pada 11 Februari 2008, Alfredo Reinado dan anak buahnya melakukan serangan terhadap presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao di kediamannya masing-masing.

Baca Juga: China Dikabarkan Ambil Pulau Kalimantan sebagai Jaminan Utang Indonesia, Menyusul Sri Lanka yang Sudah Serahkan Pelabuhannya ke China pada 2017?

Saat itu di kediaman Jose Ramos Horta, beberapa pemberontak berlompatan keluar dari 2 kendaraan dan menyemburkan timah panas dari senjata mesinnya.

Mereka menyergap kediaman Sang Presiden yang berlokasi di Dili, dengan berteriak "Penghianat! Penghianat!", sambil memburu penerima nobel Perdaamaian tersebut.

Melansir Kompas.com(14/2/2008), detik-detik penembakan Jose Ramos Horta diungkapkan oleh seorang pengawal Ramos Horta yang menolak menyebutkan namanya.

Sang pengawal juga menuturkan bagaimana ia menewaskan pimpinan pemberontak Alfredo Reinado.

Baca Juga: Sejarah Agresi Militer Belanda II: Kronologi, Tujuan, dan Dampaknya

Dalam peristiwa tersebut, Presiden Ramos Horta berhasil selamat, sementara pimpinan pemberontakan Alfredo Reinado tewas.

Peristiwa itu sekaligus menjadi akhir dari aksinya yang telah berlangsung bertahun-tahun.

"Saya meneriakkan nama Alfredo dan kemudian menembak ke arah kepalanya dengan senjata mesin karena ia mengenakan rompi anti peluru," jelas pengawal tersebut.

"Saya menembak Reinado beberapa kali, saya tidak tahu seberapa banyak," kata pengawal yang telah kembali bertugas dengan mengenakan seragam sehari setelah terjadi percobaan pembunuhan terhadap Ramos Horta.

Baca Juga: Sayang Banget Kalau Belum Tau Trik Ini, Coba Oleskan Tipis-tipis Sabun Colek ke Pantat Wajan Sebelum Masak, Lihat Hasilnya!

Namun, meski Reinado berhasil ditembak, rupanya anak buahnya telah bersiaga di parit sekitar lokasi kejadian.

Pria bersenjata yang bertiarap di sebuah parit itu berhasil menembak ke arah dada dan perut Ramos Horta.

Serangan terpisah terjadi sejam kemudian, ditujukan ke Perdana Menteri Xanana Gusmao yang lolos dari upaya percobaan pembunuhan itu.

Peristiwa ini menenggelamkan Timor Leste ke dalam krisis baru, hanya 6 tahun setelah kemerdekaannya.

Baca Juga: Kabar Gembira! Salah Satu Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia Ini Terbukti Beri Perlindungan Seumur Hidup Dari Virus Corona, Ini Hasil Penelitian Terbarunya

Terkait kondisi Presiden Ramos Horta saat itu, beberapa dokter menjelaskan bahwa Ramos Horta yang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit Australia.

Dokter yang menjelaskan beberapa hari setelah peristiwa penembakan itu, mengatakan Presiden Ramos Horta berada dalam kondisi stabil dan berangsur pulih dari luka tembaknya.

Sementara itu, saat itu Parlemen Timor Leste memperpanjang keadaan darurat 48 jam menjadi hingga 10 hari sampai 23 Februari 2008 karena kekhawatiran timbulnya aksi kerusuhan baru.

Pasukan Australia bersama beberapa personil polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diangkut dengan beberapa helikopter dan kendaraan tempur pun terlibat dalam operasi pemburuan pasukan pemberontak di sebuah wilayah hutan di pinggiran Dili.

Baca Juga: Inilah Kisah Lima Tawanan Perang yang Berani Menentang Para Penculiknya untuk Melarikan Diri, Salah Satunya Menyamar Jadi Paranormal dan Pura-pura Alami Gangguan Jiwa

Jenazah Alfredo Reinado sendiri dimakamkan pada 14 Februari 2008.

Ratusan orang hadir di pemakamannya, dan penjagaan ketat aparat keamanan dilakukan.

Ratusan pendukung Reinado berkumpul untuk mengikuti prosesi pemakaman.

Saat itu, Ayah Reinado, Victor Alves, menyatakan kesedihannya yang mendalam untuk pertumpahan darah yang terjadi di Timor Leste. Ia mengatakan bahwa kematian Reinado agar menjadi akhir pertikaian di Timor Leste.

Baca Juga: Biasanya Jadi Sampah, Benda di Makanan Ringan Ini Justru Bisa Mencegah Jamur pada Lemari Partikel Padahal Sering Dibuang Warga Indonesia

(*)

Artikel Terkait