Find Us On Social Media :

Korbannya 270 Termasuk 189 Orang Amerika, Pesawat dari London ke New York Ini Meledak di Langit Eropa Karena Bom, Inikah Balas Dendam Atas Sikap Keji Amerika?

By Mentari DP, Selasa, 21 Desember 2021 | 14:45 WIB

Pesawat Pan Am Airlines meledak karena bom.

Intisari-Online.com - Hari ini, 21 Desember 2021 atau 33 tahun yang lalu bertepatan dengan tragedi pesawat Pan Am Airlines meledak di atas langit.

Tepatnya pada 21 Desember 1988, pesawat Pan Am Airlines dengan kode penerbangan 103 terbang dari London, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat (AS).

Namun pesawat Pan Am Airlines meledak di langit Lockerbie, Skotlandia.

Baca Juga: Demi Wujudkan Nafsu Berkuasanya, Panembahan Senopati Rela Umpankan Putrinya Sendiri Hingga Hamil untuk Taklukan Ki Ageng Mangir

Apa penyebab ledakan pesawat itu?

Dilansir dari History.com pada Selasa (21/12/2021), rupanya ledakan pesawat itu disebabkan oleh bom.

Bom itu ternyata disembunyikan di dalam pemutar kaset audio.

Lalu bom meledak di area kargo saat pesawat berada di ketinggian 31.000 kaki.

Akibat dari tragedi ini, seluruh penumpang yang berjumlah 243 orang, 16 awak pesawat, serta 11 warga Lockerbie tewas seketika.

Dari semua korban itu, 189 di antaranya merupakan warga negara AS.

Baca Juga: Satu Indonesia Bisa Nangis Karena Baru Tahu, Minum Es Teh Setelah Makan Ternyata Salah Besar, Justru Dapat Datangkan Efek Mengerikan Ini pada Tubuh

Apa motifnya?

Menurut hasil penyelidikan, diduga AS-lah yang menjadi target serangan ini.

Pelakunya merupakan kelompok teroris.

Mereka lantas diduga menanam bom saat pesawat berada di bandara Frankfurt, Jerman.

Ada beberapa dugaan atas meledaknya pesawat ini.

Pertama, serangan ini diduga merupakan aksi balas dendam atas serangan udara yang dilakukan AS terhadap Libya pada 1986.

Sebab pada serangan udara itu, putri pemimpin Libya saat itu, Muammar al Qaddafi tewas.

Dia tewas bersama puluhan orang lainnya.

Dugaan kedua adalah peristiwa ini berhubungan dengan kejadian 1988.

Pada saat itu, AS salah menembak pesawat komersil Iran di atas Teluk Persia. Akibatnya 290 orang tewas dalam tragedi itu.

Tiga tahun setelah meledaknya pesawat Pan Am Airlines, tepatnya pada tahun 1991, Inggris dan dan Biro Investigasi Federal AS (FBI) menetapkan dua tersangka.

Baca Juga: Penemuan Kerangka Sisa-sisa Manusia yang 'Menguap' Ini Dianggap Sebagai Bukti Kengerian Tragedi Pompeii Saat Gunung Vesuvius Meletus, Begini Kondisinya Saat Ditemukan

Mereka adalah agen intelijen Libya Abdel Basset Ali al-Megrahi dan Lamen Khalifa Fhimah.

Akan tetapi Libya menolak untuk menyerahkan dua tersangka kepada AS.

Namun 8 tahun kemudian atau tahun 1999, Qaddafi setuju menyerahkan kedua orang tersebut untuk diadili.

Keduanya pun menjalani persidangan di Belanda. Sidang itu menggunakan hukum dan jaksa dari Skotlandia.

Hasilnya, al-Megrahi divonis dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada awal tahun 2001.

Sementara Fhimah dibebaskan.

Namun pada Agustus 2009, Al-Megrahi kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Libya.

Sebab menurut dokter hidupnya tidak akan lama lagi.

Baca Juga: Ukraina Makin Terpuruk, Inggris Mendadak Ogah Kirim Pasukan Untuk Membantu Ukraina Melawan Rusia, Vladimir Putin Langsung Kegirangan!