Penemuan Kerangka Sisa-sisa Manusia yang 'Menguap' Ini Dianggap Sebagai Bukti Kengerian Tragedi Pompeii Saat Gunung Vesuvius Meletus, Begini Kondisinya Saat Ditemukan

Mentari DP

Penulis

Reruntuhan kuno di Pompeii.

Intisari-Online.com - Masihkah Anda ingat tragediPompeii?

Pompeii adalah sebuah kota pada zaman Romawi Kuno. Kota ini berada di dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia.

Kota Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M.

Baca Juga: Bikin Heboh Media Asing Sampai Menyebutnya 'Pulau Emas', Harta Karun Senilai Puluhan Miliar di Dasar Sungai Musi Diklaim Jadi Jawaban 'Pompeii' versi Asia, Kok Bisa?

Letusan gunung Vesuvius langsungmenimbun kota Pompeii dengan segala isinya.

Akibatnya kota ini hilang 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja.

Kota ini kembali digali dari lapisan debu tebal.Hingga bangunan-bangunan ditemukan. Termasuk ribuan mayat.

Didugamayat-mayat tersebut tidak sempat melarikan diri kala gunung Vesuvius meletus.

Sehingga mereka terkubur hidup-hidup.

Baca Juga: 5 Tempat yang Hampir Dihilangkan dari Gambar Peta Dunia, Ada Pompeii

Dan hampir2.000 tahun yang lalu, para arkeolog menemukan kerangka seorang pria yang terbunuh akibat tragedi ini.

Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (21/12/2021), jenazahnya ditemukan di pantai kuno di Herculaneum dan diduga dia berlari untuk mencoba melarikan diri dari daratan.

Pria itu tewas hanya beberapa langkah dari laut di kota Romawi kuno yang dihancur.

Para arkeolog percaya bahwa pria itu berlari area letusan gunung. Tapi diatidak berhasil berlari jauh.

Sebab letusan gunung api menelan Herculaneum dengan kecepatan lebih dari 60 mph.

"Ketika awan piroklastik tiba, suhunya di atas 500 Celcius. Itu sangat, sangat panas," kataFrancesco Sirano, direktur Taman Arkeologi Herculaneum kepada Live Science.

"Sangat panas sehingga semua yang hidup langsung menguap, seperti pria ini."

Baca Juga: Dari Daging Jerapah Sampai Rempah-rempah Khas Indonesia, Ditemukan Sisa-sisa Makanan di Kota Pompeii

Kerangka pria itu menunjukkan bahwa dia sedang menghadap jauh dari laut dan ke darat ketika dia jatuh telentang.

Sirano percaya bahwa ini mungkin karena dia telah berbalik untuk menghadapi awan gas panas dan puing-puing vulkanik yang mengalir deras.

Saat gas menghantamnya, itu langsung membunuhnya segera.

Lalu awan piroklastik kemudian kemungkinan membawa tubuh ke tepi air di sepanjang pantai kuno dan mungkin ke perairan dangkal.

Penemuan sisa-sisa manusia ini diharapkan bisamengungkapkan potret tragedi dankehidupan sehari-hari di kota kuno itu.

Apalagi ini adalah korban pertama yang ditemukan para arkeolog dalam 14 tahun terakhir..

Baca Juga: Ukraina Makin Terpuruk,Inggris Mendadak Ogah Kirim Pasukan Untuk Membantu Ukraina Melawan Rusia, Vladimir PutinLangsung Kegirangan!

Artikel Terkait