China ingin menguasai Samudera Hindia agar bisa melindungi kepentingan ekonominya.
Lebih dari 20 tahun, kepentingan China di Samudera Hindia telah meningkat dengan drastis, secara kasarnya 80% dari impor minyak China atau transit mereka melewati Samudera Hindia atau Selat Malaka.
Saat ini, kedua perairan ini tidak berada di tangan China.
Sementara itu, 95% dari perdagangan China dengan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa melewati Samudera Hindia.
Maka, China mulai melaksanakan strategi ekspansi paling mudah: membangun pelabuhan, yang bisa dengan mudah membuat mereka hadir di Samudera tersebut.
Selain pelabuhan, China juga menginginkan pangkalan militer sendiri di Samudera Hindia.
Tahun lalu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) merilis daftar kandidat pangkalan militer baru milik China.
Dikatakan dari daftar tersebut antara lain Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola dan Tajikistan.