Kontras dengan Negara ASEAN Lain, Kamboja Mantap Pilih Memihak dengan China dan Bahkan Rela Pangkalan Militernya Dipakai China untuk 30 Tahun Guna Kalahkan AS, Begini Kondisinya

May N

Penulis

Citra satelit menunjukkan pangkalan militer China baru yang dibangun di atas pangkalan militer Kamboja, Foto diambil Agustus-September 2021

Intisari - Online.com -Mata seluruh dunia kini tertuju kepada Kamboja, negara tetangga Indonesia.

Sekilas negara anggota ASEAN ini tampak baik-baik saja.

Namun setelah ditelusuri, Kamboja justru tengah ditekan oleh dua negara adidaya di dunia, China dan Amerika Serikat.

AS memberikan hukuman ke Kamboja berupa embargo senjata yang membuat Kamboja tidak bisa membeli senjata dari AS.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pasrah Pelabuhannya Dikuasai China Karena Tak Bisa Membayar Utang, Negara Tetangga Ini Malah Dikenai Larangan Ekspor AS yang Ngamuk Berat

Embargo ini diberikan setelah AS mengetahui jika Kamboja sepakat dengan China terkait penggunaan pangkalan militer mereka.

Wall Street Journal mengutip sumber AS melaporkan pada Juli 2019 lalu dalam kesepakatan rahasia yang memperbolehkan China menggunakan pangkalan militer Angkatan Laut Ream selama 30 tahun ke depan.

Kamboja tentu saja menyangkal berita tersebut.

Sebelum tahun 2019, pejabat AS menuduh kesepakatan yang sama telah dilaksanakan memberikan akses pasukan China ditempatkan di perkembangan "turisme" Dara Sakor di provinsi Koh Kong.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Negara Asia Tenggara Ini Mendadak Perintahkan Militernya Untuk Hancurkan dan Larang Gunakan Senjata Militer Buatan AS, Apa Alasannya?

Situs tersebut dibangun oleh China Union Development Group, yang diberi sanksi oleh AS tahun 2020.

Mengutip Asia Times, awal tahun ini, Kamboja mulai membongkar pangkalan militer baru yang didanai AS di Pangkalan Angkatan Laut Ream dengan alasan perlu diperbaiki.

Kekhawatiran AS memuncak ketika diketahui bahwa firma China dipilih untuk memperbarui pangkalan tersebut, sementara Phnom Penh menolak kunjungan AS membantu memperbaiki pangkalan tersebut.

Sementara itu melansir amti.csis.org, pembangunan tetap dilanjutkan di Pangkalan Angkatan Laut Ream, dan pada Agustus serta September lalu, tiga bangunan baru telah hilang dan jalan baru sudah dibersihkan.

Baca Juga: Ditolak Singapura Karena Bisa Jadi Bebas Keuangan ASEAN, Negara Asia Tenggara Ini Malah Dukung Timor Leste untuk Gabung ASEAN, Apa Alasannya?

Berikut adalah beberapa foto satelit pembangunan pangkalan militer China di negara Kamboja tersebut yang didapat dari amti.csis.org:

Citra satelit dari Maxar Technologies dan Planet Labs tunjukkan bahwa antara 9 dan 22 Agustus, dua bangunan baru dibangun menuju sebelah utara pangkalan.

Baca Juga: Banyak Negara Meragukannya, Negara Asean Ini Justru Puji Habis-habisan Vaksin China dan Akan Terus Menggunakannya

Akhir Agustus, pekerjaan dimulai pada jalan baru dari gerbang tenggara Ream ke wilayah perumahan tepi pantai fasilitas tersebut.

Pekerjaan itu berlangsung pada awal Oktober lalu.

Kegiatan membersihkan juga dimulai Agustus dalam jalan memanjang dari tenggara sampai jalan baru, di sekitar belakang rumah sakit yang didanai Vietnam di utara jalan, kemudian menuju barat.

Baca Juga: Berani Bongkar Gedung-gedung yang Didanai AS, Negara ASEAN Ini Minta Bantuan China untuk Modernisasi Pangkalan Angkatan Lautnya

Pembangunan ini menjadi potensi pembangunan jalan raya kedua di wilayah luas yang dibersihkan Kamboja dan dipagari pada 2019 sebelum berita mengenai kesepakatan dengan China bocor.

Masih belum jelas apa yang akan dibangun di tempat tersebut.

Beberapa perubahan lainnya terjadi di pangkalan pada Agustus dan September.

Baca Juga: Kamboja Negara Paling Korup di Asia Tenggara, Malaysia Termasuk Paling Bersih, Bagaimana dengan Indonesia?

Bagian utara dari tepi pantai sepanjang bangunan-bangunan baru telah dibersihkan dari dedaunan dan tumbuhan.

Deretan pohon yang sebelumnya berdiri di selatan bangunan yang dibangun sudah dibersihkan dan bangunan kecil dibangun di lokasi tersebut.

Jauh ke selatan, di mana Pangkalan Strategis untuk Komite Nasional Keamanan Maritim yang didanai AS berdiri sampai musim gugur kemarin, ada deretan pohon lain telah dibersihkan dan sebuah saluran telah digali.

Bulan ini, Hun Sen melarang pejabat-pejabat AS mengunjungi pangkalan, yang datang setelah dua pejabat angkatan laut senior Kamboja, termasuk kepala Angkatan Laut Tea Vinh, saudara dari Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Banh, diberi sanksi oleh AS atas upaya korupsi melibatkan kontrak mengembangkan ulang pangkalan tersebut.

Baca Juga: Pantas Saja China Ngotot Ingin Bangun Pangkalan Militer di Negara Miskin Ini, Ternyata Negara Ini Adalah Tempat Paling Ditakuti Amerika Serikat, Apa Alasannya?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait