Find Us On Social Media :

Tunjukkan Toleransi Beragama, Candi Prambanan Dibangun pada Masa Mataram Kuno oleh Rakai Pikatan yang Menikah dengan Putri dari Wangsa yang Berbeda Agama, Namun Terlibat Perang Saudara

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 14 Desember 2021 | 10:00 WIB

Candi Prambanan, salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Dari prasasti Gondosuli, Mpu Palar mangkat sebelum tahun 832.

Itu berarti daerah Patapan kembali menjadi tanggung jawab Mpu Manuku, meski dia sudah menjadi maharaja.

Dalam sejarah Kerajaan Medang, menjadi sebuah tradisi seorang raja mencantumkan gelar lamanya sebagai kepala darah, seperti halnya Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.

Dari Prasasti Wantil, disebutkan bahwa Mpu Manuku kemudian membangun ibu kota baru di desa Mamrati sehingga dia pun dijuluki sebagai Rakai Mamrati.

Dari Prasasti Wantil pula disebutkan bahwa Rakai Mamrati turun takhta dan menjadi brahmana bergelar Sang Jatiningrat pada tahun 856.

Terlepas dari perdebatan asal-usulnya oleh para sejarawan, Rakai Pikatan diketahui menikah dengan Pramodawardhani, putri Raja Samaratungga yang berasal dari Dinasti Syailendra dan beragama Buddha Mahayana.

Raja Samaratunggal sebelum turun takhta, menikahkan putri mahkotanya, Pramodawardhani, dengan Rakai Pikatan.

Oleh pernikahan keduanya ini menjadi momen bersatunya dua wangsa besar yang berbeda keyakinan.

Memang menjadi tujuan Raja Samaratunggaj untuk menyatukan dua wangsa dengan menikahkan Pramodawardhani dengan Rakai Pitakan.

Baca Juga: Sempat Beberapa Kali Pindah Pusat Kerajaan Akibat Letusan Gunung Merapi, Dipimpin oleh Raja dari Tiga Dinasti, Kerajaan Mataram Kuno Capai Keberhasilan Hingga Disebut Lumbung Padi Pulau Jawa