Find Us On Social Media :

Pantas Amerika Mencak-mencak, Rupanya Ukraina Bukanlah Target Utama Vladimir Putin, Inilah Rencana Rusia Sebenarnya, Bisa Picu Perang yang Lebih Besar di Uni Eropa

By Mentari DP, Minggu, 12 Desember 2021 | 14:30 WIB

Invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir dalam beberapa hari lagi.

Apa maksud dari invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir dalam beberapa hari lagi?

Rupanya itu semua karena Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Pantas Vladimir Putin Tetap Tenang Walau Digertak Satu Eropa, Tak Disangka dengan Senjata Ini, Rusia Bisa Ratakan Inggris Cuma dalam Hitungan Menit

Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (12/12/2021), saat ini, Rusia sedang meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan Ukraina.

Dengan lebih dari 175.000 personel di kawasan itu, Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan sekutunya bahwa Putin mungkin merencanakan invasi baru secara nyata kali ini.

Apalagi mereka melihat Rusia semakin agresif.

Dalam beberapa hari terakhir saja, Putin telah menyamakan kebijakan Ukraina di Donbas.

Diketahui, Donbass adalah wilayah perbatasan di mana Rusia telah memimpin perang separatis sejak 2014.

Baca Juga: Mati-matian Bela Taiwan dari China, Apakah Joe Biden Juga Akan Membantu Ukraina Melawan Vladimir Putin? Jawabannya Sungguh Tidak Disangka-sangka

Melihat hal itu, Konstantin Malofeyev, seorang ahli yang memiliki hubungan dekat dengan pemberontak Donbas mengatakan, “Perang tidak akan berlangsung selama seminggu."

"Perang ini akan berakhir dalam beberapa hari."

Maksudnya, Putin mungkin siap untuk mewujudkan ambisi semi-imperial Rusia awal tahun depan.

Tetapi belum menyimpulkan dengan tepat kapan waktunya.

Pejabat dan analis di Washington dan Eropa, dan bahkan orang-orang yang dekat dengan Kremlin di Moskow, mengakui niat sebenarnya Putin dengan Ukraina tetap menjadi misteri.

Beberapa berspekulasi penambahan pasukan adalah bentuk “kontrol refleksif” yang digunakan Rusia untuk menekan AS agar menghentikan ekspansi NATO.

Yang lain melihat pernyataan yang dilontarkan Putin tentang kenegaraan Ukraina sebagai tanda bahwa sang presiden bersedia menyelesaikan apa yang dia lihat sebagai dilema kebijakan luar negeri utama selama dua dekade.

Tatiana Stanovaya, pendiri konsultan politik R.Politik. mengatakan: “Semua yang Putin lakukan sebagai presiden adalah tentang memerangi ekspansi NATO.”

"Jadi sekarang dia pikir itu sekarang atau tidak sama sekali."

AS sendiri telah memperingatkan konsekuensi berat jika Rusia berani menyerang Ukraina.

Selain itu, mereka mengatakan bahwa serangan apa pun oleh Rusia akan menjadi kesalahan strategis yang akan menimbulkan konsekuensi serius.

Dalam pertemuan virtual antara Joe Biden dan Vladimir Putin, masalah Ukraina dibahas.

Baca Juga: Seantero Dunia Tahunya Cuma Konflik China-Taiwan, Nyatanya Rusia Sudah Benar-benar Siap Menyerang Ukraina, Vladimir Putin Diklaim Punya Kelemahan NATO, Apa Itu?

Tetapi seperti pertemuan virtual Biden dengan Perdana Menteri China, Xi Jinping, tidak ada kesimpulan kuat yang muncul dari pertemuan tersebut.

Malahan reaksi pertama pasca pertemuan virtual itu adalah agresi militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina semakin menjadi-jadi.

Rusia sendiri tetap tenang meski negaranya dikecam satu Eropa.

Malahan Rusia menyatakan bahwa Biden memusatkan perhatiannya pada Moskow untuk mengalihkan perhatian dari kegagalannya di dalam negeri.

Misalnya kekalahan Biden atas jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban.

Walau begitu, Uni Eropa tetap waspada dengan konsekuensi invasi, khususnya negara-negara yang bertetangga dengan Rusia.

Brussels misalnya yang memandang situasi di perbatasan sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan mitranya.

Ya, menurutnya Rusia ingin menekan negara-negara Uni Eropa timur.

Baca Juga: Sesaat Setelah Panggilan Video Joe Biden dan Vladimir Putin Berakhir, Jet Tempur F-35 Langsung Terbang ke Perbatasan Rusia, Apa yang Terjadi?