Find Us On Social Media :

Hari Kemenangan untuk Orang Asli Papua, Tanah Adat Mereka Seluas Melebihi Kota New York Bebas dari Klaim Pembukaan Lahan Kelapa Sawit Setelah Pengadilan Papua Barat Berikan Keputusan Ini

By May N, Rabu, 8 Desember 2021 | 10:22 WIB

Protes Suku Adat Papua Barat menentang penggunaan hutan mereka seluas negara Belgia menjadi lahan kelapa sawit

Sejak tahun 2000, tanah hutan sebesar hampir 1 juta hektar telah dilepaskan untuk perkebunan di Provinsi Papua, menurut Greenpeace, dengan "pelanggaran sistematis aturan perizinan" sering terjadi.

Indonesia adalah eksportir terbesar minyak kelapa sawit, mendapatkan USD 5,7 miliar atau 11% dari ekspor tahunan Indonesia.

Minyak kelapa sawit dipakai untuk berbagai produk, dari sabun sampai coklat.

Indonesia mengekspor 37.3 juta ton minyak kelapa sawit tahun 2020, menyumbang 55% dari pasar minyak kelapa sawit global menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAKI).

Baca Juga: Sukanto Tanoto, Taipan Sawit Indonesia yang Beli Bekas Istana Raja Jerman, Siapa Sangka Uangnya dari Praktik Pencucian Uang, Tiga Negara Termasuk Indonesia yang Merugi

Ekspor minyak kelapa sawit meningkat sebesar 32% pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya untuk mencapai USD 2,8 miliar, menurut GAKI.

Syahrul Fitra, ahli kampanye untuk Greenpeace Indonesia, mengatakan kepada Al Jazeera jika keputusan ini merupakan kemenangan besar untuk hak masyarakat Adat dan pelestarian lingkungan.

"Greenpeace Indonesia telah temukan jika manajemen industri kelapa sawit penuh dengan masalah seperti gangguan atas tanah Adat, bertumpang tindih dengan wilayah hutan nasional dan wilayah yang terlindungi lainnya, izin yang tidak sesuai prosedur, dan kegagalan protes izin," ujar Fitra.

"Bupati Sorong bergerak dengan tepat untuk menangani aksi-aksi yang salah ini ketika ia mengambil langkah konkret membatalkan sejumlah izin dari beberapa perusahaan kelapa sawait, bertindak berdasarkan review menyeluruh dengan pemerintah Provinsi Papua Barat bersama dengan KPK."

Baca Juga: Malaysia Kena Getahnya, Jadi Dua Produsen Sawit Terbesar di Dunia, Pembeli Malah Blokir Produk Minyak Sawit dari Perusahaan Ini Setelah Tuduhan Kerja Paksa Mencuat