Letusan Dahsyatnya Jadi Kunci Jawaban Tenggelamnya Atlantis nan Misterius, Gunung Berapi Ini Mampu Picu Bencana Besar Meski Hanya 'Batuk' Kecil

K. Tatik Wardayati

Penulis

Gunung Anak Krakatau.

Intisari-Online.com – Pada tanggal 22 Desember 2018, terjadi peristiwa alam, Tsunami Banten, yang ditengarai oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono disebabkan oleh dua peristiwa alam.

Yang pertama adalah gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

Sementara, yang kedua adalah akibat aktivitas erupsi gunung Anak Krakatau.

Menurut Rahmat, karena gabungan keduanya itu menimbulkan tsunami yang signifikan dan menimbulkan korban serta kerusakan yang luar biasa.

Baca Juga: Mulai dari Kampung Terkutuk, Hingga Jejak-Jejak Atlatis yang Hilang di Bawah Lautan Nusantara, Inilah Misteri Besar di Indonesia yang Amat Jarang Diketahui Banyak Orang

Namun, dari dua penyebab tsunami Banten tersebut, faktor gunung Anak Krakatau yang menjadi paling banyak disorot.

Mengapa Anak Krakatau menjadi yang paling disorot?

Riwayat mengerikan dari ‘Ibu’ gunung tersebutlah yang jadi penyebabnya, yaitu gunung Krakatau.

Gunung Krakatau pertama kali meletus pada tahun 1883, dan disebut sebagai letusan gunung paling dahsyat di Bumi, termasuk tsunami yang disebabkannya menjadi daftar tsunami paling mematikan dalam sejarah.

Baca Juga: Jadi Mitos Lama yang Masih Menyimpan Teka-teki, Benarkan Kota Atlantis Sebenarnya Ada di Dunia Ini, Terkuak Inilah Hasil Penelitiannya

Meskipun banyak menimbulkan dampak, nyatnya letusan gunung Krakatau malahan bermanfaat bagi penelitian terkait misteri kota Atlantis.

Uraian selanjutnya pernah dimuat dalam artikel Menggali Tenggelamnya Intisari yang pernah dimuat dalam majalah Intisari edisi April 1994, seperti berikut ini.

Menurut Aristoteles, tulisan Plato tentang Atlantis yang terkenal hanyalah khayalan, suatu benua; atau kerajaan imajiner untuk melukiskan suatu teori politik.

Toh, penjelasan Aristoteles sebenarnya kurang memuaskan.

Atas dasar apa Aristoteles berkata demikian, dan bukti apa yang dikemukakannya, memang tidak pernah disebutkan.

Itu berarti ucapannya nyaris tidak dianggap sebagai suatu penyangkalan serius yang mendekati kebenaran.

Atlantis yang digambarkan Plato benar-benar hidup dan bukan mitos.

Mitos hampir selalu terdapat di berbagai belahan dunia dengan tema sama.

Sementara tentang Atlantis hanya ada satu!

Baca Juga: Obyek Misterius Berbentuk Piramida Raksasa Ditemukan di Bawah Laut Portugal, Benarkah Piramida Ini Adalah Peninggalan Atlantis?

Apa yang dijabarkan Plato benar-benar suatu laporan sejarah dengan latar belakang yang amat rinci dan lengkap.

Ingat bagaimana Plato menggambarkan secara detil bangunan pusat kerajaan beserta isinya dan situasi alam yang mendukungnya.

Bahkan nama kelima pasang anak kembar Poseidon dirinci secara tepat.

Tak pelak, Atiantis sering dianggap fakta sejarah yang layak dipercaya.

Sejak ditemukannya Benua Amerika oleh Columbus (1492), telaah tentang Atlantis justru semakin meruyak.

Para ahli kebanyakan menerima apa saja yang dijelaskan Plato tentang benua ini.

Maka beberapa teori pun ramai bermunculan, menjelaskan Atlantis memang ada dan bukan cerita rekaan.

Mereka yakin Atlantis itu sebuah benua yang terletak di tengah Lautan Atlantik.

Plato menyebutnya di dekat Selat Gibraltar atau Laut Mediterania.

Baca Juga: Terkubur Selama 140 Juta Tahun, Benua yang Hilang Berhasil Terungkap, Bisa Jadi Secara Tak Sadar Anda Sudah Pernah Mengunjunginya

Kebanyakan sepakat, Atlantis seperti dijelaskan Plato selaras dengan penemuan pada suatu zaman yang mereka namakan zaman Perunggu Tinggi, yakni peradaban bangsa-bangsa Aegea, Minoa, Mycenaea,Hittie, Mesir, hingga peradaban Babylonia, sekitar, tahun 2500 - 1200 SM.

Adakah Plato keliru dalam menetapkan tahun?

Apakah Solon kebingungan dan kemudian salah ucap antara angka 900 dan 9.000?

Jika memang keliru, maka tenggelamnya Atlantis bukanlah tahun 9600 SM, melainkan tahun 1500 SM.

Mengapa tenggelam?

Anggaplah Solon kebingungan dengan angka 900 dan 9.000, dan Plato mengutip apa adanya.

Anggaplah juga Atlantis tenggelam pada tahun 1500 SM, bukan 9600 SM.

Tentunya bisa dikira-kira, bencana apa yang terjadi sekitar tahun tersebut?

Lalu di belahan dunia mana bencana itu melanda?

Baca Juga: Hari Ini 138 Tahun yang Lalu, Letusan Gunung Krakatau yang Jadi Ledakan Terkuat di Dunia, Puluhan Ribu Kali Lebih Kuat Daripada Bom yang Hancurkan Kota Hiroshima

Jika tahun 1500 SM itu benar, keberadaan benua itu layak dipercaya.

Sebab kalau kota Kerajaan Atlantis tenggelam, dan ternyata kota tersebut tidak jauh dari Pulau Kreta (disebut jantung peradaban bangsa Minoa) seperti yang diperkirakan para ahli, dan tahun 1500 SM dianggap sebagai masa kehancurannya, maka dugaan ini mungkin benar.

Asal tahu saja, Kerajaan Minoa yang pernah konflik dengan bangsa Mycenaea itu hancur ± tahun 1500 SM.

Yang lebih meyakinkan lagi, bangsa Minoa-Kreta pernah mengadakan kontak dengan bangsa Athena dan Mesir.

Seperti diketahui, nama-nama negara tersebut tercatat dalam sejarah, lengkap dengan peradabannya.

Hancurnya peradaban Minoa tercatat kira-kira 900 tahun sebelum Solon menerima cerita tentang Atlantis dari seorang agamawan Mesir, bukan 9.000 tahun seperti ditulis Plato sebagai tahun tenggelamnya benua Atlantis!

Soal P. Kreta, bangsa Mesir menyebutnya Keftiu, itu nama sebuah bangsa yang pernah mengadakan hubungan dagang dan politis dengan Mesir.

Dulu orang Mesir menyebut Keftiu sebagai pulau yang terletak di "Barat Jauh", dan merupakan jalan menuju pulau lain, yakni yang digambarkah Plato sebagai benua Atlantis.

Apakah bencana dahsyat itu terjadi di sekitar wilayah tersebut?

Baca Juga: Arkeolog Temukan 'Ponsel' Berusia 2.100 Tahun di Kuburan Wanita di Rusia, Begini Wujudnya

Apakah bencana itu terjadi pada sekitar tahun 1500 SM? Jawabannya adalah catatan sejarah itu sendiri: ledakan gunung berapi dahsyat memang pernah terjadi di Pulau Santorin!

Sekadar informasi, pulau itu hanya berjarak 96 km utara P. Kreta!

Antara Santorin-Krakatau

Santorin adalah nama sebuah pulau yang hingga saat ini masih ada.

Encyclopedia Americana menjelaskan, situs Atlantis ada di pulau ini.

Terdiri atastiga pulau besar, Santorin atau Santorini atau disebut juga Pulau Thera, terletak di Laut Aegea.

Pulau Santorin merupakan surga bagi sisa-sisa peninggalan batuan vulkanis.

Terdapat banyak kawah dan lubang menganga, dan sejarah mencatat, antara tahun 1520 dan 1420 SM pernah terjadi gempa vulkanis dahsyat yang mengandaskan peradaban bangsa Thera, sekaligus pula bangsa Kreta dan Minoa yang berada di dekatnya fidak hanya bangsa.

Thera yang mendiami P. Santorin, tapi juga bangsa Minoa dan Kreta.

Baca Juga: Baru Terjadi Aktivitas Kecil Krakatau Sudah Menjadi Pemberitaan Internasional, Rupanya Jika Krakatau Erupsi Seluruh Dunia Akan Merasakan Dampak 'Mencekam' Ini

Gempa dahsyat disertai amukan lelehan api dan awan panas itu mendorong bangsa Thera, Minoa, dan Kreta berlayar ke luar dan menyebar ke berbagai pulau di sekitarnya.

Namun para ahli sepakat, sebagian besar di antara mereka tewas.

Pendapat ini ditunjang pula oleh penelitian dua ilmuwaii Yunani, Dr. Angelos Galanopoulos dan Prof. Spyridon Marinates.

P. Santorin baru dihuni lagi pada abad K SM oleh Laconian Dorian.

Bersamaan dengan P. Kreta, Thera ditemukan oleh Cyrene tahun 631 SM.

Dalam perjalanannya, Santorin dikuasi bangsa Venesia dan tahun 1207 hingga kemudian ditaklukkan Turki pada 1537.

Bebas dari Turki tahun 1821, lalu menjadi milik Yunani hingga sekarang.

Penggalian demi penggalian arkeologis telah sering dilakukan di atas P. Santorin atau P. Thera.

Misalnya pada 1900, arkeolog Jerman menggali P. Thera dan menemukan reruntuhan rumah, pura, bendungan, dan benda purbakala lainnya.

Baca Juga: Tipe Letusan Jadi Bantahan Kuat Bahwa Gunung Anak Krakatau Bukan Asal Dentuman Misterius di Langit Jakarta, Tapi BMKG Akui Ada Hal Tak Biasa di Tujuh Titik di Selat Sunda

Tahun 1966 arkeolog Yunani lewat serangkaian penggaliannya menyimpulkan, bangsa yang mendiami P. Santorin ada hubungannya dengan peradaban bangsa Minoa pertama.

Dengan kata lain, P. Santorin sesungguhnya pulau yang disebut Plato sebagai Pulau Atlantis!

Lalu penelitian oleh arkeolog Athena tahun 1967, Prof. Marinatos, menemukan sisa-sisa peradaban Minoa di bawah reruntuhan P. Santorin.

Jadi jelas, ada hubungan antara P. Santorin dengan peradaban bangsa Atlantis, sebab nama-nama bangsa ini sama-sama pernah tercatat dalam sejarah.

Benarkah anggapan ini?

Bukankah Pulau Atlantis tenggelam di dasar laut oleh gempa bumi yang dahsyat?

Lalu apa hubungannya P. Santorin atau P. Thera ini dengan P. Krakatau di Selat Sunda?

P. Krakatau dijadikan perbandingan bagaimana ledakannya yang mengguncang dunia lebih dari seabad lalu itu ikut "menenggelamkan" peradaban.

Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat pada 1883.

Baca Juga: Selain Letusan Krakatau yang Tewaskan Lebih dari 36.000 Orang, Ini 3 Letusan Gunung Api dengan Korban Terbanyak Sepanjang Masa

Tercatat letusannya terdengar sampai jarak 3.000 mil, 295 kota di Jawa dan Sumatra rusak berat, dan korban tewas lebih dari 36.000 orang.

Boleh jadi akibat erupsi dan ledakan dahsyat itu dapat dihitung dasar dari tumbuhnya kaldera di P. Santorin.

Kandungan kaldera di pulau ini ternyata memang 5 kali lebih besar dari yang dikandung Krakatau.

Artinya, ledakan yang terjadi haruslah 5 kali lebih dahsyat dari ledakan G. Krakatau!

Baca Juga: 'Kompak' Meletus! Selain Anak Krakatau, Ini Lima Gunung Api di Indonesia Lainnya yang saat Ini Sedang Erupsi, Dua Ada di Pulau Jawa

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait