Hari Ini 138 Tahun yang Lalu, Letusan Gunung Krakatau yang Jadi Ledakan Terkuat di Dunia, Puluhan Ribu Kali Lebih Kuat Daripada Bom yang Hancurkan Kota Hiroshima

K. Tatik Wardayati

Penulis

Gunung Krakatau 1883.

Intisari-Online.com – Pada 27 Agustus 1883, terjadi ledakan terbesar yang pernah diketahui dunia.

Bahkan diperkirakan 13.000 kali lebih besar daripada bom yang menghancurkan Hiroshima.

Saat itulah terjadi letusan gunung Krakatau yang mencapai klimaksnya.

Suara ledakan terdengar sejauh 4.800 km; lima mil kubik (21 km3) batu dan abu diproyeksikan hingga 80,5 km ke udara; tercipta tsunami hingga setinggi 36,5 m; dan 36.000 orang kehilangan nyawa.

Baca Juga: 137 Tahun Lalu, Tak Hanya Indonesia, Tapi Seluruh Dunia Berubah 'Mencekam' Seperti Ini Ketika Terjadi Erupsi Krakatau

Pulau Krakatau memiliki tiga puncak gunung berapi yang terhubung di area dengan lebar sekitar tiga mil dan panjang 5,5 mil (9 kali 5 km) di Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera.

Tanda-tanda pertama masalah muncul pada 20 Mei 1883 ketika kapal Jerman yang lewat Elizabeth melaporkan adanya awan abu dan debu setinggi tujuh mil di atas pulau.

Penampakan aktivitas vulkanik tersebut juga dikonfirmasi oleh kapal lain selama dua bulan berikutnya.

Suara gemuruh, awan pijar dan kembang api alami yang menerangi langit malam tidak hanya membawa gerombolan wisatawan, tetapi juga mendorong orang-orang di pulau-pulau terdekat untuk mengadakan festival.

Baca Juga: Hari Ini 137 Tahun Lalu, Detik-detik Terjadinya Letusan Gunung Krakatau Terdahsyat, Dikenal sebagai yang Terkuat dalam Sejarah

Sayangnya, semua aktivitas tersebut tiba-tiba berakhir pada pukul 13.06 pada tanggal 26 Agustus.

Hal itu terjadi ketika ledakan pertama dari serangkaian ledakan yang semakin keras terjadi, dan pada pukul 14:00 awan abu hitam naik 27km ke langit.

Keesokan paginya, tanggal 27 Agustus, tiga kawah Krakatau mengamuk selama lebih dari 14 jam.

Kemudian mulai pukul 05.30 datang serangkaian empat ledakan monumental.

Yang ketiga, pada pukul 10.02 pagi, sangat keras sehingga terdengar hampir 2.000 mil (3.200 km) jauhnya di Perth, Australia Barat, dan 3.000 mil (4.800 km) jauhnya di Mauritius.

Ini adalah suara paling keras yang pernah dikenal dunia, setara dengan 200 megaton TNT, atau 13.000 kali ukuran bom yang menghancurkan Hiroshima.

Serangkaian ledakan besar mendorong abu hingga ketinggian 50 mil (80km) ke langit.

Dari perkiraan 36.400 kematian, setidaknya 31.000 disebabkan oleh tsunami yang terjadi ketika dua pertiga pulau Krakatau ditelan air dan menghilang.

Orang-orang yang ketakutan di pulau-pulau terdekat mencoba melarikan diri ketika gelombang pasang setinggi 120 kaki (36,5m) dan bergerak dengan kecepatan diperkirakan 300 mil (480km) per jam menghantam mereka.

Baca Juga: Terjawab Sudah, Suara Dentuman Misterius yang Awalnya Dikira Berasal dari Gunung Anak Krakatau Ternyata Berasal dari 2 Gunung Ini

Saat menghantam pantai Jawa, gelombang pasang tersebut elakukan perjalanan sekitar 15 mil (24km) ke daratan, hingga melenyapkan kota Anyer.

Kemudian muncul aliran piroklastik.

Campuran terfluidisasi dari fragmen batuan panas, gas panas, dan udara yang terperangkap ini bergerak dengan kecepatan tinggi, hingga 100 mil (160 km) per jam, dengan suhu mencapai 600 hingga 700 °C.

Diperkirakan 4.500 orang di jalan, terbakar sampai mati saat arus, yang membentang mungkin 40 mil (64km), menderu di darat dan laut.

Letusan berkurang dengan cepat setelah ledakan besar keempat dan pada pagi hari tanggal 28 Agustus, Krakatau diam.

Tetapi pada saat itu dua pertiga dari pulau itu telah hancur, menghilang di bawah gelombang.

Letusan kecil, sebagian besar lumpur, berlanjut hingga Oktober.

Debu halus dari ledakan melayang di sekitar Bumi, menyebabkan matahari terbenam yang spektakuler selama beberapa bulan tetapi juga membentuk selubung atmosfer yang menurunkan suhu secara global beberapa derajat.

Aktivitas vulkanik yang berlanjut selama bertahun-tahun menyebabkan terciptanya pulau baru di lokasi yang sama.

Baca Juga: Baru Terjadi Aktivitas Kecil Krakatau Sudah Menjadi Pemberitaan Internasional, Rupanya Jika Krakatau Erupsi Seluruh Dunia Akan Merasakan Dampak 'Mencekam' Ini

Disebut Anak Krakatau, dan itu muncul pada tahun 1927 dari kaldera yang ditinggalkan karena bencana tahun 1883.

Letusan terus berlanjut terjadi di sana, terakhir setiap tahun mulai dari tahun 2009 hingga 2012, dan kemudian menjadi peristiwa besar pada Desember 2018.

Letusan Anak Krakatau pada tahun 2018 itu menyebabkan tanah longsor dan tsunami dengan gelombang tinggi setinggi 16 hingga 43 kaki (lima hingga 13 meter).

Air merendam pantai Jawa dan Sumatera sejauh 1.082 kaki (330m), menyebabkan 427 orang meninggal dunia yang benar-benar lengah.

Baca Juga: 'Kompak' Meletus! Selain Anak Krakatau, Ini Lima Gunung Api di Indonesia Lainnya yang saat Ini Sedang Erupsi, Dua Ada di Pulau Jawa

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait