Find Us On Social Media :

Sama-sama Benci Amerika, Rusia Lebih Pilih Gabung ke China Meski Dimusuhi Seisi Eropa, Terkuak Rencana Gila Vladimir Putin Dengan Negeri Panda

By Mentari DP, Kamis, 25 November 2021 | 14:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.

Intisari-Online.com - Rusia dan China dikenal sebagai negara sekutu.

Kedua negara sering terlibat konfrontasi dengan Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).

Bahkan baru-baru ini Presiden Rusia Vladimir Putin memuji dukungan mendatang yang akan diberikan pasukan Rusia kepada China.

Baca Juga: Pantas Saja Ukraina Tak Gentar Walau Tahu Rusia Kerahkan 92.000 Tentaranya di Sepanjang Perbatasan, Ternyata Ini Senjata yang Digunakan Ukraina untuk Menantang Rusia

Hal itu dikatakan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Perkataan Shoigu disampaikan pada peringatan 20 tahun Perjanjian Kerja Sama Tetangga dan Persahabatan kedua negara tahun ini.

Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (25/11/2021), Rusia dan China telah secara resmi memperkenalkan rencana baru untuk strategi militer bersatu.

Dalam panggilan video antara Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Selasa, para pemimpin militer telah sepakat.

Bahwa kedua negara menuduh AS melakukan gangguan dan sabotase perdamaian dan stabilitas regional.

Sebelum konferensi, Kolonel Senior Shi Yi, juru bicara Kementerian Pertahanan China merilis pernyataan yang mengecam AS.

Baca Juga: Memang Militer Rusia Jadi Salah Satu yang Terkuat di Dunia, Tapi Siapa Sangka Rusia Ketar-ketir Lihat 2 Senjata Militer Inggris Ini, Sampai Blak-blakan Ungkapkan Fakta Ini

Ini karena kapal perusak berpeluru kendali USS Milius milik AS melewati Selat Taiwan yang memisahkan daratan China dan Taiwan.

China menganggap sikap AS itu adalah konfrontasi.

"Tindakan pihak AS ini menciptakan risiko keamanan dan merusak stabilitas regional," ungkap Shi Yi.

"Pasukan Komando Teater Timur PLA akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melawan semua ancaman dan provokasi serta menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China."

Ketegangan di sekitar Taiwan meningkat sejak Presiden China Xi Jinping bersumpah pada 2019 untuk menyatukan kembali Taiwan dengan daratan China.

Bahkan China bisa menggunakan kekuatan jika perlu.

Sebelumnya Washington memutuskan hubungan dengan pemerintah Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing.

Tetapi hubungan keduanya memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Soal kapal perang dalam beberapa tahun terakhir, AS menentang tuduhan tersebut.

Mereka mengklaim USS Milius hanya melewati melalui perairan internasional sesuai dengan hukum internasional.

Bukannya wilayah teritorial China.

"Kapal perang AS telah berulang kali melenturkan otot, membuat provokasi dan menimbulkan masalah di Selat Taiwan atas nama 'kebebasan navigasi.'

Baca Juga: Dikenal Musuh Bebuyutan, Inggris Kirim Ratusan Tentara Setelah Rusia Kepung Wilayah yang Sudah Lama Disengketakan Ini, Langsung Bikin Seantero Eropa Ketar-ketir

 

"Pihak AS harus segera memperbaiki kesalahannya, berhenti membuat provokasi, menantang garis bawah dan bermain api, dan memainkan peran yang lebih konstruktif dalam perdamaian dan stabilitas regional."

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membuat tuduhan serupa terhadap Amerika.

"Kami mencatat intensifikasi signifikan dari tindakan penerbangan pembom strategis Amerika di dekat perbatasan Rusia."

"Selama sebulan terakhir, sekitar 30 sorti dilakukan ke perbatasan Federasi Rusia, yang 2,5 kali lebih banyak daripada tahun lalu."

"Ada 10 pembom strategis mempraktekkan opsi untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia secara praktis secara bersamaan dari arah Barat dan Timur."

Melihat hal itu, Menteri Pertahanan Wei Fenghe memuji mitranya dari Rusia karena berdiri melawan ancaman Amerika.

"China dan Rusia bersatu seperti gunung besar."

“Persahabatan kami tidak bisa dipatahkan."

"Bersama-sama, kami melawan hegemoni AS, dan kami menentang rezim demokrasi palsu AS," tutupnya.

Baca Juga: Pantesan Bikin Amerika dan Sekutunya Ketakutan Setengah Mati, Terkuak Militer Rusia Sudah Kepung Perbatasan, Vladimir Putin Sampai Blak-blakan Ungkap Fakta Ini