Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina benar-benar memanas.
Bagaimana tidak, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ragu untuk melancarkan agresi ke Ukraina.
Alhasil konflikRusia dan Ukraina berada di titik didih.
Apa yang dilakukan Presiden RusiaVladimir Putin?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (18/11/2021), diperkirakan100.000 tentara Rusia sekarang berkumpul di perbatasan.
Hal itu disampaikan oleh Tom Tugendhat, Ketua Komite Urusan Luar Negeri.
Menurut Tugendhat, ketegangan di Eropa Timur adalah ujian bagi Inggris.
Dengan meningkatnya ketegangan di perbatasan Ukraina dan meningkatnya krisis migran di Eropa Timur, Tugendhat meminta Inggris untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan Rusia.
"Ini bukan hanya tentang Ukraina," tulis Tugendhat untuk The Daily Telegraph.
"Meningkatnya ketegangan di Eropa Timur juga merupakan ujian bagi Inggris."
"Ketika Belarus mencoba menabur benih krisis migran di Eropa, atau jika Putin mengumpulkan pasukan di perbatasan Ukraina, itu jelas mengancam kemitraan yang dibangun oleh kekuatan Inggris."
Kritik terhadap sikap Rusia berdatangan.
Salah satunya darianggota parlemen Tory. Dia mengklaim Rusia bertujuan untuk "menabur perselisihan di Barat".
"Ini bukan peristiwa satu kali, tetapi yang terbaru dalam pola perilaku yang dipelopori oleh pemerintah Rusia."
"Putin selalu berada di tengah-tengah perselisihan dan memanfaatkan kekacauan untuk mengalihkan perhatian negara lain."
"Peristiwa di Ukraina dan Belarus adalah tentang sesuatu yang lebih dalam dari perbatasan."
Pejabat Ukraina telah memperingatkan 100.000 tentara Rusia telah berkumpul di perbatasan, khususnya di wilayah Donbas.
Begitu melihat penumpukan pasukan, para pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan rekan-rekan Uni Eropa mereka tentang invasi dekat Ukraina oleh pasukan Rusia.
Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014 dan diperkirakan akan mengerahkan resimen pasukan terjun payung baru di wilayah tersebut.
Rusia dan Belarus juga dituduh berusaha mengacaukan Uni Eropa dengan memindahkan para migran ke perbatasan dengan Polandia.
Apalagi Belarus juga mengancam akan memotong pasokan gas ke Ukraina.
Andriy Zagorodnyuk, menteri pertahanan Ukraina dari 2019 hingga 2020 mengatakan: "Rusia jelas menggunakan Belarus untuk mencapai tujuan strategisnya."
"Salah satunya adalah menghancurkan lingkungan keamanan di Eropa."
"Rusia telah melakukan ini dengan berbagai cara untuk waktu yang lama, dan ini adalah salah satu metode mereka," tutupnya.