Intisari-Online.com - Nama Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariya Al Razi atau yang dikenalMuhammad Ibn Zakariya Al Razimungkin tidak terlalu faimiliar bagi kebanyakan orang di dunia.
Akan tetapiMuhammad Ibn Zakariya Al Razisecara luas dianggap sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah kedokteran.
Dia adalah seorang alkemis, filsuf, dan dokter Persia yang terkenal.
Hingga hari ini, namanya dikenang karenasemua kontribusinya terhadap kemajuan kedokteran.
Dilansir dariancient-origins.net pada Rabu (17/11/2021), setelah menjadi dokter yang sukses, ia bertugas di rumah sakit Ray dan Baghdad.
Ide-ide dan karya medis Muhammad ibn Zakariya al-Razi diteruskan dan diadopsi oleh praktisi Eropa abad pertengahan, dan secara signifikan mempengaruhi perkembangan kedokteran di Barat.
Kehidupan Muhammad bin Zakariya al-Razi
Muhammad ibn Zakariya al-Razi diyakini lahir antara tahun 864 hingga 865 M, meskipun tanggal pastinya tidak diketahui.
Ia dilahirkan dalam keluarga Muslim Persia di Kota Ray, yang terletak di Great Silk Road.
Ketika dia masih muda, dia pindah ke Baghdad untuk belajar dan berlatih di “bimaristan” (rumah sakit) lokal.
Di Baghdad, ia belajar di bawah bimbingan salah satu murid Humayun ibn Ishaq, yang mahir dalam pengobatan India, Yunani, dan Persia.
Selain belajar tentang kedokteran, dia juga belajar astronomi, filsafat, alkimia, dan matematika.
Dia kemudian menjadi sangat populer sehingga orang-orang dari bagian Asia yang jauh mulai datang kepadanya.
Hidup sebagai Dokter
Pada masa pemerintahan Al-Muktafi, khalifah Abbasiyah dari tahun 902 hingga 908 M dan putra pemimpin militer besar Al-Mutadid, Razi, diberi tanggung jawab untuk membangun rumah sakit baru.
Rumah sakit ini menjadi yang terbesar di masa kekhalifahan Abbasiyah.
Muhammad ibn Zakariya al-Razi lalu mendapatkan reputasi tinggi sebagai dokter.
Hal itu membuatnya pergi untuk mengobati orang lain ke berbagai daerdan itu membuatnya terus berpindah dari satu pengadilan ke pengadilan lainnya.
Dia tidak dapat menetap di satu tempat karena meningkatnya permintaan di berbagai kota yang jauh.
Namun, ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di kota asalnya, Ray.
Di akhir hidupnya,ia menderita katarak dan menjadi buta total.
Muhammad bin Zakariya al-Razi meninggal pada tahun 925 M di Ray pada usia 60 tahun.
Walau begitu, setelah kematian al-Razi, ketenarannya sebagai seorang jenius medis terus menyebar dan masih hidup.
Ini karenakontribusinya pada pengobatan tak tertandingi.
Bahkan dia dikenal sebagai salah satu ahli medis pertama di dunia.
Serta dianggap sebagai bapak psikoterapi dan psikologi.