Menjelang akhir Kekaisaran, iklim Mesir menjadi semakin tidak stabil.
Kira-kira seratus tahun, Mesir dilanda musim kemarau yang tidak sesuai dengan musimnya, sehingga banjir Nil tahunan tidak dapat diandalkan dan permukaan air turun karena curah hujan yang rendah.
Gelombang cuaca dingin juga menenkan tambahan cuaca hangat Mesir yang berdampak pada panenan.
Faktor-faktor iklim ini kemudian memicu kelaparan yang meluas.
Bukti arkeologi menunjukkan ratusan ribu orang Mesir Kuno mungkin telah tewas karena kelaparan atau dehidrasi.
Pakar iklim kuno menunjuk permukaan air Sungai Nil yang rendah sebagai faktor kunci di balik penurunan kekuatan ekonomi dan adhesi sosial Mesir Kuno.
Namun, periode dua hingga tiga dekade banjir yang tidak menentu oleh Sungai Nil selama masa Kekaisaran Mesir juga tampaknya telah menghancurkan tanaman dan membuat ribuan orang kelaparan yang menyebabkan hilangnya populasi penduduk.
Faktor ekonomi
Ketika kekuasana negara terkikis, kesenjangan ekonomi merusak kohesi sosial Mesir Kuno dan mendorong warga biasa ke jurang keruntuhan.