Find Us On Social Media :

Kala Se-Asia Tenggara Tunduk di Bawah Sumatera, Ternyata Kerajaan Sriwijaya Pernah Memimpin Asia Tenggara, Sosok Orang Tingkok Ini Membeberkan Faktanya

By Khaerunisa, Senin, 15 November 2021 | 20:05 WIB

Bukti kerajaan Sriwijaya pernah ada.

Intisari-Online.com - Seperti diketahui, kawasan Asia Tenggara kini terdiri dari sejumlah negara, Indonesia termasuk satu di antaranya.

Mengingat sejarah, ternyata dahulu kawasan ini pernah tunduk di bawah kerajaan besar yang terkenal di Nusantara.

Kerajaan tersebut ialah Kerajaan Sriwijaya atau Śrīvijaya.

Mendengar Kerajaan Sriwijaya, tentu merupakan nama yang tak asing bagi orang Indonesia.

Baca Juga: Raja Majapahit yang Dibenci, Inilah Kisah Jayanegara yang Malah Tewas Dihabisi Pegawai Istimewa Kesayangan Raja

Sejarah Indonesia memang tak lepas dari sejarah berdirinya kerajaan-kerajaan di masa lalu.

Dalam bahasa sansekerta Sri berarti bercahaya atau gemilang, dan Wijaya berarti kemenangan atau kejayaan, maka nama Sriwijaya bermakna kemenangan yang gilang-gemilang.

Sriwijaya merupakan kerajaan yang banyak memberi pengaruh besar berdirinya Negara-negara di Asia Tenggara di kemudian hari.

Cakupan Asia Tenggara yang dimaksud, khususnya cakupan Nusantara (berdasarkan peta), ini membentang dari Sumatera dan Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Singapura, Semenanjung Malaya (nama lainnya Semenanjung Kra), Thailand, Kamboja, Vietnam Selatan, Kalimanta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Bukan Piramida Mesir, Inilah Tempat Mengejutkan di Mersir yang Ditemukan 50 Tahun Lalu, Usianya 4.500 Tahun, Konon Berhubungan dengan Dewa Matahari

Sriwijaya terdiri dari sejumlah pelabuhan yang saling berhubungan di sekitar Selat Malaka.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 meliputi bagian selatan Pulau Sumatera, Pulau Bangka Belitung, dan Lampung.

Lokasi ibukota Sriwijaya sendiri berada dekat dengan Kota Palembang, tepatnya di pinggir Sungai Musi.

Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya dapat diraih pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.

Baca Juga: Bukan Piramida Mesir, Inilah Tempat Mengejutkan di Mersir yang Ditemukan 50 Tahun Lalu, Usianya 4.500 Tahun, Konon Berhubungan dengan Dewa Matahari

Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan maritim yang mempunyai armada dan aktivitas perdagangan melalui laut yang amat intensif.

Kerajaan Sriwijaya berkembang di abad ke-8 hingga abad ke-12. Diperkirakan masih satu zaman dengan Kerajaan Mataram Hindu.

Mengenai bukti awal keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7 diungkapkan seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tank, I Tsing.

I Tsing menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.

Baca Juga: Dari Orang Biasa Menjadi Sosok Legenda, Rupanya Ken Arok Hanyalah Pemuda Doyan Berjudi, Hidup Sederhana, hingga Pernah Mencuri Jambu untuk Hidup

Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya berada pada abad ke-7, yaitu Prasasti Kedukan di Palembang, bertarikh 682.

Dalam perkembangannya, kebesaran Sriwijaya terletak pada aktivitas dan interaksi maritimnya yang sangat kuat. Kekuatan-kekuatan regional seperti India, China, dan Khmer (Kamboja) mendukung kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur disebutkan bahwa Sri Jayansa berhasil melancarkan ekspedisi militer ke Jawa.

Usai berhasil melakukan agresi militer di Tanah Jawa, Sriwijaya mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Baca Juga: Inilah 9 Kategori, Syarat, dan Cara Mendaftar Acara DUDI Awards 2021

Sriwijaya juga berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.

Ekspansi militer yang sukses besar di Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.

Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11. Pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut karena beberapa peperangan.

Pada tahun 1183, kekuasaan Sriwijaya berada di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.

Baca Juga: Suara Tembakan Terdengar, Anak-anak Sekolah Panik dan Berlari Keluar, Cerita Orang Timor Leste tentang Tragedi Santa Cruz yang Menewaskan Ratusan Orang di Provinsi Termuda Indonesia Kala Itu 

(*)