Find Us On Social Media :

Kisah Raden Wijaya: Pendiri Kerajaan Majapahit yang Bikin Geram Kubilai Khan karena Lakukan Ini hingga Kalahkan Kekaisaran Mongol

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 9 November 2021 | 06:50 WIB

Raden Wijaya, pendiri Majapahit

Intisari-Online.com - Raden Wijaya (juga dikenal sebagai Nararya Sangramawijaya) adalah pendiri Kerajaan Majapahit.

Selain dikenal sebagai orang yang mendirikan Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya juga mahsyur karena kemenangannya (kelicikan dan tipu muslihat) melawan pasukan ekspedisi Mongol yang dikirim ke Jawa oleh Dinasti Yuan.

Setelah Raden Wijaya mengalahkan kekuatan sakti Kubilai Khan dengan cara yang tidak terduga, dia mengkonsolidasikan pijakannya sebagai penguasa yang kuat.

Baca Juga: Tokoh Sumpah Pemuda: Mohammad Yamin yang Keranjingan Buku dan Punya 20.000 Buku hingga Dipakai Alas Tidur

Kekuasaan Awal

Sebelum Raden Wijaya naik ke kekuasaan, kekuatan dominan di pulau Jawa adalah Kerajaan Singhasari.

Pada 1268, Kertanagara menjadi penguasa baru Singhasari.

Pada masa pemerintahannya, pada tahun 1289, permintaan untuk upeti dikirim oleh Kublai Khan kepada raja.

Tuntutan ini ditolak, dan utusan itu dipermalukan sehingga mendorong Dinasti Yuan untuk meluncurkan ekspedisi hukuman terhadap Majapahit.

Baca Juga: Tokoh Sumpah Pemuda: Mohammad Yamin yyang Keranjingan Buku Mampu Merumuskan Sumpah Pemuda Berkat Istri yang Suka 'Meronda'

Mengalahkan pasukan Kublai Khan

Pasukan Kublai Khan baru tiba di Jawa pada tahun 1292, dan pada saat itu perubahan telah terjadi di kerajaan.

Sebelum kedatangan ekspedisi Yuan, sebuah pemberontakan pecah di Singhasari, yang dipimpin oleh Jayakatwang dari Kendiri, seorang pengikut Kertanagara.

Baca Juga: Kala Mahapatih Gadjah Mada Putuskan Tinggalkan Segala Urusan Duniawi Setelah Gagal Lamar Permaisuri Raja, Awal dari Akhir Kedigdayaan Majapahit

Meskipun Kertanagara mencoba untuk menghentikan pemberontakan, dia terbunuh dalam pertempuran, dan Jayaakatwang mendirikan Kerajaan Kediri.

Atas kedatangan pasukan Kubilai Khan, adalah wakil-wakil Raden Wijaya yang menemui mereka.

Mereka kemudian memberi tahu para komandan tentang pemberontakan melawan, dan kematian Kertanagara.

Sebuah aliansi dibentuk antara Raden Wijaya dan pasukan Yuan, karena mereka menganggap Jayakatwang sebagai musuh bersama.

Baca Juga: Hukum Picis, Kala Pemberontak Kerajaan Mataram Dihukum dengan Cara Ditusuki Jarum Selama Tiga Hari, Hukuman Pamungkas Diberikan

Sebagai imbalan atas bantuan militer mereka terhadap Jayakatwang, Raden Wijaya berjanji untuk membayar upeti kepada kaisar Yuan.

Dengan demikian, pada tahun 1293, sebuah kampanye diluncurkan terhadap ibu kota Kediri, di mana 5000 orang Kediri tercatat telah hilang, dan Jayakatwang sendiri menyerah.

Raden Wijaya kemudian ingkar janji kepada sekutu-sekutunya, dia seharusnya mempersiapkan upeti bagi mereka untuk dibawa kembali ke China.

Namun sebagai gantinya, Raden Wijaya malah mengerahkan pasukannya, dan melancarkan serangan dadakan sementara juga merayakan kemenangan mereka. 

Terkejut akan hal itu, banyak prajurit terbunuh, dan sisanya lari kembali ke kapal mereka.

Setelah dilemahkan dan mengalami demoralisasi pasukan ekspedisi tidak dalam kondisi untuk melancarkan serangan balik, dan berlayar kembali ke China.

Baca Juga: Meski Tak Ikut Disebut di Dalam Sumpah Palapa, Faktanya Patih Gajah Mada Dipastikan Tak akan Pernah Makan Cabai Sepanjang Hidupnya

Raja Baru

 

Raden Wijaya kemudian dinobatkan sebagai raja.

Dia pun mendirikan Kekaisaran Majapahit.

Untuk memperkuat takhta, aia menikahi empat putri Kertanagara.

Yakni Shri Parameshwari Dyah Dewi Tribhuwaneshwari, Shri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Shri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita dan Shri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.

Selama masa pemerintahannya, pemberontakan-pemberontakan pun terjadi.

Namun Raden Wijaya berhasil melumpuhkannya, sehingga melestarikan Kekaisaran Majapahit yang masih muda.

Raden Wijaya wafat pada tahun 1309, dan digantikan oleh Jayanagara, yang adalah putranya bersama Shri Parameshwari Dyah Dewi Tribhuwaneshwari.

Baca Juga: Inilah Jumlah Populasi di Papua Barat, Rupanya Pendatang di Papua Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit

(*)