Find Us On Social Media :

Jadi Salah Satu Wanita Terbaik Sejagat dan Dijamin Masuk Surga oleh Nabi Muhammad, Inilah Sosok Asiyah, Istri Firaun yang Menyelamatkan Nabi Musa

By Khaerunisa, Minggu, 7 November 2021 | 20:05 WIB

Ilustrasi. Wanita Mesir.

Baca Juga: Lagi-lagi Terciduk Citra Satelit Amerika, 90.000 Tentara Rusia Terbongkar Lakukan Aktivitas Ini di Perbatasan Seolah Bersiap Gempur Ukraina, Bikin Dunia Ketar-ketir

Ketika Asiyah menemukan dan meminta untuk merawat bayi Musa yang dihanyutkan di sungai Nil, Firaun pun tak kuasa untuk menolak.

Asiyah mampu meyakinkan suaminya untuk merawat anak itu. Padahal, ia begitu waspada dengan ramalan yang menyebut bahwa akan terlahir seorang bayi laki-laki yang kelak akan menghancurkan Mesir bakal jadi kenyataan.

Itulah yang membuatnya memerintahkan agar semua bayi laki-laki dibunuh.

Dengan kegigihan Asiyah, Musa akhirnya tumbuh di bawah perlindungannya, di rumah Firaun.

Baca Juga: Caesarion: Putra Julius Caesar dan Cleopatra yang Terlupakan, Ratu Mesir Itu hingga Nekat Meracuni Banyak Orang Demi Takhta Anaknya?

Musa tumbuh menjadi seorang nabi besar, yang menyerukan agar umatnya menyembah satu Tuhan.

Asiyah menjadi salah satu yang mengikuti keyakinan putra angkatnya itu.

Ketika itulah, ia kembali menunjukkan keteguhan hatinya.

Ia mengikuti agama baru yang dibawa putra angkatnya Nabi Musa yakni beriman kepada Allah, tetapi ini ditentang oleh Firaun.

Baca Juga: Dulu Dipuja Setengah Mati Saat Dirinya Menggantikan Donald Trump, 27 Negara Bagian Ini Justru Mati-matian Tuntut Joe Biden, Memang Apa Dosanya?

Firaun benar-benar murka dan memberikan dua pilihan kepada Asiyah, memilih untuk tetap bersama Firaun dan tidak akan mendapat hukuman atau tetap memegang agama baru dan mendapat hukuman pedih.

Iman Asiyah begitu kuat, dia rela mati untuk itu.

Asiyah memilih mengakui agama baru yang dibawa Nabi Musa, beriman kepada Allah, meski artinya ia harus mendapatkan hukuman yang begitu kejam dari suaminya.

Firaun memerintahkan algojonya mengikat kedua tangan dan kaki Asiyah pada empat buah tiang dengan posisi tubuh menghadap sengatan matahari.