Biaya Proyek Kereta Cepat Terus Membengkak Hingga Rp114 Triliun, Ahli Beberkan Skenario Terburuk Proyek Indonesia- China Ini, 'Baru Lunas 139 Tahun Lagi!'

Mentari DP

Penulis

Ilustrasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Intisari-Online.com -Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tengah menjadi perbincangan hangat.

Bagaimana tidak, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung seharusnya dilakukan pada tahun 2019 silam. Namun mundur sampai tahun 2022.

Ditambah biayanya mangkrak.

Baca Juga: Ketika Indonesia Tetap Ngotot LanjutkanProyek Kereta CepatSenilai Rp114 Triliun Sampai Gunakan Dana APBN, Malaysia Justru Membatalkannya, 'Utang Kami Sudah Numpuk!'

Pada awalnya, proyek ini hanya membutuhkan biaya Rp86,5 triliun saja.

Namun kini biayanya melonjak menjadiRp114,24 triliun alias membengkak Rp27,09 triliun.

Pertanyaannya,kapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa lunas?

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (6/11/2021),ada berbagai cara yang dilakukan pemerintah agarbiaya investasi kereta cepat kerja sama Indonesia-China itu tidak begitu besar.

Salah satunya pemerintah Indonesia berencana untukmenambal kekurangan dana dengan duit APBN.

Caranya melalui skema penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN yang terlibat di proyek tersebut.

Baca Juga: China Panik, Disebut Kolaps Karena Covid-19, Para Ahli Justru Ungkap Negeri Panda SedangBersiap Akan Perang Besar-besaran, Rakyatnya Sudah Diwanti-wanti untuk Lakukan Hal Ini

Akan tetapiperkembangan realisasi proyek dengan China tersebut disebut tak sesuai dengan janji pemerintah dulu.

Nah, berikut simulasikapan proyek ini bisa balik modal menurutEkonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri.

Simulasi pertama: 139 tahun

Ini merupakanskenario paling buruk kata Faisal.

Apalagi asumsi ini belumbelum memperhitungkan biaya operasional.

Sehingga bila ditotal, balik modal proyek yang didanai utang dari China tersebut bisa saja lebih lama lagi.

“Kami ada simulasi sederhana, kalau nilai investasi Rp114 triliun, dengan kursi yang diisi 50% dengan jumlah trip sekitar 30 kali sehari dan harga tiket Rp250 ribu, maka kereta cepat baru balik modal 139 tahun lagi."

"Ini aja belum memperhitungkan biaya operasi,” ujar Faisal dikutip dari Kontan, Jumat (5/11/2021).

Simulasi kedua: 83 tahun

Simulasi kedua ini masih menggunakannilai investasi sama.

Akan tetapi kali ini Faisalmenghitung menggunakan jumlah kursi yang terisi lebih tinggi atau sebesar 60% dan jumlah trip lebih banyak.

Baca Juga: Indonesia Tinggal Nyengir Saja, Jurnalis Ini Beberkan Alasan China Bakal Hancur Lebur Jika Sampai Picu Perang di Laut China Selatan

Yaitu sebanyak 35 trip sehari dan dengan harga tiket Rp300 ribu.

"Maka proyek ini akan balik modal lebih cepat menjadi 83 tahun," ujarnya.

Simulasi ketiga: 62 tahun

Skema lain, bila kereta cepat diisi oleh penumpang sebanyak 80% dari kuota dengan jumlah trip 30 kali sehari dan harga tiket Rp350 ribu.

Pada kondisi ini, lama balik modal sebesar 62 tahun.

Simulasi keempat:33 tahun atau45,6 tahun

Ini mungkin simulasi yanglebih optimistis daripada simulasi lain. Di mana balik modal sekitar33tahun lagi.

Akan tetapi itu terjadi jikajumlah penumpang penuh atau 100%.

Selain itu, dengan 39 trip sehari dan harga tiket dibanderol Rp400 ribu.

Atau jikakereta mampu menampung 100% penumpang sepanjang tahun dengan36 trip sehari dan harga tiket Rp300 ribu, makadibutuhkan waktu 45,6 tahun untuk proyek ini balik modal.

Jadi, kira-kira simulasi mana yang akan terjadi?

Baca Juga: Indonesia Tinggal Nyengir Saja, Jurnalis Ini Beberkan Alasan China Bakal Hancur Lebur Jika Sampai Picu Perang di Laut China Selatan

Artikel Terkait