Intisari-Online.com - KonflikLaut China Selatan sudah terjadi selama dua tahun lamanya.
Ketegangan di wilayah perairan termahal di dunia itu semakin panas tak kala puluhan kapal perang berkeliaran di sana.
Sontak saja konflik Laut China Selatan menjadi perhatian dunia.
Dan seolah ingin kembali memanaskan pertempuran di Asia Tenggara, Reuters melaporkan bahwa China telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan infrastruktur militer besar di pulau-pulau buatan yang telah dibangun di Laut China Selatan.
Tak hanya itu, negara adidaya Asia itu juga dapat mengerahkan pesawat tempur dan perangkat keras militer lainnya di sana kapan saja.
Mengutip citra satelit yang dianalisis oleh Prakarsa Transparansi Maritim Asia, bagian dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington DC, kantor berita tersebut menulis bahwa pekerjaan di Fiery Cross, Subi dan Mischief Reefs di Kepulauan Spratly telah rampung.
Termasuk soal angkatan laut, udara, radar dan fasilitas pertahanan.
Berpegang pada narasi arus utama bahwa China adalah agresor dalam mengklaim hak berdaulat atas sebagian besar Laut China Selatan, juru bicara Pentagon Komandan Gary Ross mengatakan Amerika Serikat (AS) sudah mengetahuinya.
“Pembangunan berkelanjutan China di Laut China Selatan adalah bagian dari bukti yang berkembang bahwa mereka terus mengambil tindakan sepihak yang meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan kontraproduktif dengan penyelesaian sengketa secara damai,” katanya kepada Reuters.
Chinasepertinya berulang kali meremehkan kesepakatan internasional dan terusmembangun infrastruktur pertahanan di dalam perbatasannya sendiri.
Bagaimana tanggapan China?
“Mengenai China yang mengerahkan atau tidak mengerahkan fasilitas pertahanan teritorial yang diperlukan di wilayahnya sendiri, ini adalah masalah yang berada dalam lingkup kedaulatan China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pada konferensi pers.
Akibat dari sikap China ini, beberapa media asing dan internasional memberi julukan kepada China.
SepertiForbes, misalnya, memuat sebuah artikel yang pada dasarnya mencantumkan semua alasan mengapa China adalah aktor yang sangat buruk di kawasan itu.
Lalu CNN berbicara dengan para analis yang menjelaskan bagaimana pembangunan militer di pulau-pulau buatan akan bertahap.
Ini karena China akan terus mengerahkan otoriternya dan pengaruhnya terhadap negara tetangga.
Dilansir darioilprice.com pada Selasa (2/11/2021), untuk menghadapi China,pasukan AS sudah berada di wilayah tersebut.
Mereka bahkan mengambil bagian dalam latihan bersama dengan Korea Selatan dan Jepang.
Dua negara itu adalah sekutu AS yang memiliki kapal perang angkatan laut paling kuatdi Laut China Selatan.
Tentu saja China tidak akan mudah menguasai Laut China Selatan.