Find Us On Social Media :

Bikin Heboh Media Asing, Inggris Disebut-sebut Terlibat dalam Pembantaian Besar-besaran PKI di Indonesia Pasca Tragedi G30S, Ini Tujuan Mereka Sebenarnya

By Mentari DP, Senin, 25 Oktober 2021 | 18:30 WIB

7 korban keganasan G30S/PKI.

Intisari-Online.com - Pasca tragedi Gerakan 30 September (G30S/PKI), terjadi pembantaian besar-besaran di Indonesia.

Pembantaian besar-besaran di Indonesia itu berlangsung pada tahun 1965-1966, setelah G30S/PKI.

Tujuannya guna memburu, menangkap, dan membunuh petinggi-petinggi PKI dan seluruh orang yang terlibat dengan PKI.

Baca Juga: Pantesan Tetap Ngotot Tak Mau Bubarkan PKI, Ternyata Soekarno Sudah Tahu Penyebab Sebenarnya Tragedi G30S, Tapi Tidak Ada yang Mau Dengar

Hasilnya, petinggi PKI, yaitu Lukman Njoto atau Nyoto ditembak pada 6 November.

Selanjutnya Ketua PKI Dipa Nusantara Aidit ditembak pada 22 November, dan Wakil Ketua PKI MH Lukman menyusul.

Hampir 56 tahun berlalu pasca tragedi mengerikan itu, sebuah bukti baru yang mengejutkan mendadak muncul.

Dilansir dari theguardian.com pada Senin (25/10/2021), Inggris disebut-sebut terlibat dalam salah satu pembantaian paling brutal di abad ke-20 pascaperang itu.

Para pejabat Inggris dilaporkan diam-diam menyebarkan propaganda pada tahun 1960-an.

Tujuannya untuk mendesak orang-orang Indonesia terkemuka untuk menyingkirkan komunis dari Tanah Air.

Baca Juga: Hidupnya Menderita Setelah Ayahnya Terlibat dalam Tragedi G30S/PKI, Anak Brigadir Jenderal Soepardjo Tanyakan Peran Ayahnya, Mantan Panglima Siliwangi Ini Beri Jawaban Mengejutkan

Akibatnya, diperkirakan setidaknya 500.000 orang – beberapa perkiraan mencapai tiga juta – yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) tewas antara tahun 1965 dan 1966.

Fakta itu terungkap dalam sebuah dokumen dari Kementerian Luar Negeri, Departemen Riset Informasi (IRD) Inggris, yang baru-baru ini dibuka.

The Guardian menyebutkan para pejabat Inggris mengarahkan buletin dan siaran radio yang menghasut kepada kaum anti-komunis Indonesia.

Termasuk kepada para jenderal angkatan darat sayap kanan.

Lalu ketika pembantaian dimulai pada Oktober 1965, para pejabat Inggris menyerukan “PKI dan semua organisasi komunis” harus “dihilangkan”.

Mereka lalu memperingatkan bangsa Indonesia akan berada dalam bahaya selama para pemimpin komunis masih buron dan pangkat dan anggota mereka dibiarkan bebas dari hukuman.

Inggris melancarkan serangan propagandanya terhadap Indonesia sebagai tanggapan atas permusuhan Presiden Soekarno terhadap pembentukan bekas jajahannya ke dalam federasi Malaya.

Di mana sejak tahun 1963, hal itu mengakibatkan konflik tingkat rendah dan serangan bersenjata oleh tentara Indonesia kepada mereka yang melintasi perbatasan.

Pada tahun 1965, propagandis spesialis dari IRD dikirim ke Singapura untuk memproduksi propaganda untuk melemahkan rezim Soekarno.

Ini karena PKI didukung dengan baik oleh Presiden Soekarno.

Baca Juga: Pantas Elon Musk Percaya Piramida Dibangun Alien, Selain Makam para Firaun Rupanya Ini yang Ditemukan di Dalam Piramida, Para Arkeolog Sampai Geleng-geleng Kepala

Pada pertengahan 1965 operasi itu berjalan lancar.

Tetapi upaya kudeta oleh perwira militer sayap kiri dan secara diam-diam oleh agen-agen PKI, di mana tujuh jenderal TNI dibunuh, semakin memuluskan propaganda itu.

Langkah Jenderal Soeharto yang kemudian mulai memburu seluruh anggota PKI semakin mempermudahnya.

Selama minggu-minggu berikutnya pembantaian terhadap orang-orang yang diduga sebagai anggota PKI menyebar ke seluruh nusantara.

Hingga pada akhirnya Soeharto mengambil alih kepemimpinan Indonesia dari Soekarno.

Media Inggris The Guardian bukanlah satu-satunya media asing yang menyoroti keterlibatan Inggris dalam pembantaian 1965-1966.

South Chine Morning Post atau SCMP dari China dan UCA News dari Hong Kong juga membahasnya.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sering Bikin Negara Miskin Terlilit Utang, Kini Giliran China yang Punya Utang Bejibun, Bahkan Ada Utang Rahasia yang Disembunyikan dalam Jumlah yang Tak Masuk Akal