Find Us On Social Media :

Rela Dijadikan Umpan di Garis Depan Pertempuran, Inilah Kisah Tentara Bayaran Pemburu 'Uang Berdarah' di Zaman Firaun

By Ade S, Kamis, 14 Oktober 2021 | 17:27 WIB

Pasukan bayaran di jaman Firaun

Intisari-Online.com - Kisah tentang tentara bayaran memang selalu menarik untuk disimak. Namun, tahukah Anda sejak kapan mereka muncul di muka Bumi?

Jika merujuk pada sejarah, sebenarnya tidak ada catatan khusus mengenai "tentara bayaran".

Hanya saja, ada sosok atau sekelompok pasukan yang ikut berperang meski sebenarnya tidak memiliki kepentingan khusus terkait pihak yang mereka bela atau pun pihak yang mereka lawan.

Satu-satunya kepentingan mereka dalam pertempuran tersebut adalah "blood money" alias "uang berdarah".

Baca Juga: Demi Emas, Orang-orang Ini Hancurkan Kerajaan Kush yang Berusia 2.000 tahun di Sudan Dekat 'Tanah Firaun,' Namun Hal Lebih Ironis Ini Terjadi

Ya, mereka bertempur atau memburu orang tertentu bukan atas nama ideologi, nasionalisme, atau pertimbangan politik lainnya.

Selama ada yang rela membayar mereka sesuai dengan jumlah yang mereka inginkan, mereka akan siap bertempur.

Nah, jika merujuk pada prinsip "asal ada uang" tersebut, maka konsep tentara bayaran disebut sudah ada di Mesir sekitara 1200-an SM.

Dalam naskah kuno, para tentara bayaran ini menjadi salah satu senjata utama Raja Firaun Ramses II untuk menghantam musuh-musuhnya.

Baca Juga: Inilah 10 Firaun Wanita Terkenal dari Zaman Mesir Kuno, Mulai dari yang Licik Gunakan Kecantikannya Hingga yang Berkuasa Sampai 20 Tahun

Kembali ke istilah "blood money", hal ini merujuk pada bagaimana besarnya bayaran yang mereka dapat, dihitung berdasarkan jumlah korban yang mereka lumpuhkan.

Meski terkadang, unsur kualitas juga diperhitungkan, yaitu merujuk pada siapa yang berhasil dibunuh oleh tentara bayaran tersebut.

Menariknya, meski keberadaan mereka diakui sangat dibutuhkan saat bertempur, para tentara bayaran ini kerap kali dipandang sebelah mata.

Baca Juga: Selubung Misteri Firaun Nitokris yang Konon Jadi Pemimpin Terakhir Dinasti Ke-6 Mesir

Salah satunya terlihat dalam kasta para pasukan, para tentara bayaran ini biasanya dianggap berada pada kasta terendah.

Hal ini tentunya tidak menjadikan kemampuan mereka dalam bertempur diremehkan, justru untuk hal satu ini, mereka sangat diakui.

Lihat saja bagaimana dokumen-dokumen sejarah menekankan bahwa Firaum Ramses II berulang kali menggunakan jasa mereka.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Alasan Mengapa Tinggi Kalangan Firaun Berbeda Jauh dengan Rakyat Biasa, Rupanya Praktik Ini yang Jadi Penyebabnya, Kok Bisa?

Salah satunya saat sang raja hendak menginvasi kerajaan Hittite yang dipimpin Raja Mawatalis.

Begitu pula saat Mesir bertempur di Kadesh (Suriah) pada 1294 SM, Firaun Ramses II disebutkan mengerahkan 10.000 tentara bayaran asal Palestina.

Perang mereka sangat fital dalam setiap pertempuran karena biasanya ditempatkan di posisi terdepan.

Baca Juga: Sosoknya Sempat Menghilang dari Sejarah, Inilah Ratu Nefertiti, Istri Firaun Amenhotep IV yang Memiliki Kecantikan Luar Biasa

Mereka kerap kali bertindak sebagai umpan bagi dalam pertempuran jarak dekat. Hal ini juga merujuk pada posisi mereka yang berada dalam kasta pasukan.

Sedangkan pasukan berkasta tertinggi merupakan prajurit Ramses sendiri yang ketika bertempur telah menggunakan kereta perang (chariot).

Pasa masa kejayaan Kerajaan Asiria hingga bisa mempersatuan Mesopotamia (Irak), yakni antara tahun 1100 SM-600SM, Asiria sering menggunakan tentara bayaran dari suku Akkad (suriah), yang terkenal jago perang.

Baca Juga: Digambarkan Sebagai Pendeta yang Berambisi Merebut Permaisuri Firaun, Kisah Sebenarnya dari Imhotep Sangatlah Jauh dari Cerita The Mummy yang Membuatnya 'Jahat'

Suku ini termashyur sebagai petarung tangguh satu lawan satu dan sebagai penghantam sekaligus pendobrak pertahanan lawan.

 

Baca Juga: Tak Kalah dari Cleopatra, Temui Nefertiti si Penguasa Mesir Kuno yang Paling Misterius dan Diduga Menyamar Jadi Pria