Intisari-online.com - Firaun dikenal sebagai raja Mesir kuno yang terkenal dengan kekuatan magis dan sihirnya.
Baru-baru ini, dipercaya kutukan akibat Firaun menyebabkan bencana besar di Mesir, ungkap sebuah laporan.
Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (30/3/21), serangkain bencana terjadi di Mesir, konon katanya disebabkan oleh kutukan Firaun karena mencoba memindahkan makamnya.
Menurut laporan, Mesir sedang bersiap memindahkan 22 mumi pajangan dari museum di Tahrir Square ke Museum Nasional Mesir di Fustat.
Sebagian besar mumi tersebut adalah anggota kerajaan, termasuk Firaun Ramses II dan Ratu Ahmose-Nefertari.
Saat proses persiapan pemindahan itu, serangkaian bencana terjadi melanda Mesir, banyak yang percaya bahwa itu adalah akibat kutukan Firaun.
Awalnya banyak yang menyangkalnya, namun persiapan itu mengarah pada serangakaian bencana hingga menyebabkan rumor kutukan Firaun bertebaran.
Termasuk salah satunya, adalah terjebaknya kapal MV Even di terusan Suez yang menyebabkan banyak kerugian.
Serangkaian bencana terjadi di Mesir selama persiapan pengangkutan mumi.
Di antaranya seperti kapal super raksasa enam hari kandas di Terusan Suez, dua kereta jatuh, menewaskan 32 orang dan 165 orang luka-luka dan kebakaran muncul di seluruh penjuru negara, menurut Daily Mail.
Netizen Mesir berspekulasi, bencana ini mungkin terkait dengan "kutukan Fir'aun".
Mengatakan, "Kematian akan datang dengan sangat cepat kepada mereka yang berani melanggar perdamaian raja".
Sementara arkeolog Mesir mengklaim tidak ada makam kuno yang rusak dalam penggalian baru-baru ini dan bahwa "insiden itu murni kebetulan".
Kutukan itu dikenakan oleh para pendeta Mesir kuno untuk mengutuk mereka yang melewati tempat peristirahatan, menyentuh mumi Firaun.
Meski Twitter di Mesir dibanjiri komentar terkait kutukan tersebut, Egyptologist terkenal Zahi Hawass menegaskan, "Tidak ada hubungannya sama sekali".
Berbicara di televisi Al-Arabiya, Hawass menjelaskan bahwa kematian para arkeolog yang menggali makam Firaun di masa lalu disebabkan oleh keberadaan bakteri.
"Tidak ada yang namanya kutukan Firaun," kata Hawass.
Sejarawan Mesir Bassam El-Shammaa juga membantah rumor tentang "kutukan Firaun".
Dia mengatakan pesan kuno yang diukir di dinding kuil hanyalah tindakan imajinasi.
Pejabat Mesir masih akan memindahkan 20 mumi sesuai rencana.
"Mumi diangkut dengan sangat hormat, waktu tempuh 40 menit," tambah Hawass.
Di antara mumi, Raja Ramses II adalah yang paling terkenal. Ia dianggap raja terbesar Mesir di zaman kuno.
Baca Juga: Para Ahli Bingung, Mumi Mesir Kuno Ditemukan Punya Lidah Emas, Dipercaya Inilah Tujuannya
Ia membawa kekaisaran Mesir ke puncaknya pada masa pemerintahan dari 1279 SM - 1213 SM. Wilayah Mesir kemudian meluas ke Suriah di timur dan Nubia di selatan.
Ramses II juga satu-satunya Firaun yang sampai saat ini diberikan paspor ke Prancis oleh pemerintah Mesir untuk penelitian lebih lanjut.
Prancis mewajibkan penumpang dalam penerbangan memiliki paspor yang masih berlaku, baik hidup maupun mati.
Otoritas Mesir kemudian mengeluarkan paspor untuk Firaun Ramses II, lebih dari 3.000 tahun setelah kematiannya, menurut Telegraph.
Ramses II Mummy meninggalkan Mesir menuju Prancis pada tahun 1976 dan disambut dengan ritual tingkat tertinggi.