Penulis
Intisari-Online.com -Mesir memiliki sejarah menarik, tak terlepas dari siapa pemimpin-pemimpinnya.
Salah satunya yakni firaun Nitokris.
Nitokris diklaim oleh beberapa sumber sebagai firaun perempuan Mesir kuno.
Namun, sebelum Dinasti Ptolemeus, ada beberapa penguasa wanita dalam sejarah Mesir kuno.
Banyak dari perempuan ini memerintah hanya sebagai bupati untuk menggantikan sementara putra mereka yang masih di bawah umur.
Debat Firaun Terakhir dari Dinasti ke-6
Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Pernah Anda Ketahui Tentang 'Hatshepsut' si Firaun Wanita Terhebat Kepunyaan Mesir
Nitokris diyakini hidup pada masa sekitar abad ke-22 SM, yakni menjelang akhir Dinasti ke-6.
Beberapa orang berpendapat bahwa Nitokris adalah firaun terakhir dinasti ini.
Pada sebuah fragmen dari Daftar Raja Turin, ada firaun yang tidak dikenal dengan nama Netiqerti, yang merupakan penerus Nemtiemsaf II.
Dia diasosiasikan sebagai Nitokris.
Sebagai perbandingan, Daftar Raja Abydos, menyebutkan nama Netjerkara yang menduduki posisi seperti Netiqerti.
Dikatakan bahwa karena nama Netjerkara adalah nama laki-laki, tidak mungkin Netiqerti dan Nitokris merupakan satu orang yang sama.
Daftar Raja Turin mungkin telah ditulis pada awal masa pemerintahan Ramses II, atau paling lambat pada akhir Dinasti ke-20.
Sementara Daftar Raja Abydos, ditemukan di dinding kuil kamar mayat Seti I, pada masa pemerintahan Seti.
Tak satu pun dari sumber-sumber ini yang menyebut Nitokris secara eksplisit, dan satu-satunya sumber yang diketahui tentang Nitokris adalah Aegyptiaca karya Manetho.
Aegyptiaca Karya Manetho
Manetho adalah sejarawan dan pendeta Mesir yang hidup sekitar abad ke-3 SM pada masa pemerintahan Dinasti Ptolemeus.
Dibandingkan dengan orang Mesir yang membuat Daftar Raja Turin dan Daftar Raja Abydos, Manetho dapat dikatakan dipisahkan dari Nitokris dalam rentang waktu yang lebih lama.
Karena itu, sangat mungkin bahwa tulisan Manetho tentang Nitolris kurang akurat daripada yang kita inginkan.
Meskipun Manetho mencatat bahwa "piramida ketiga" dibangun oleh Nitokris, telah ditetapkan bahwa monumen ini dibangun oleh Menkaura, seorang firaun dari Dinasti ke-4.
Beberapa berspekulasi bahwa Manetho telah salah membaca Menkara sebagai Menkaura.
Spekulasi ini juga menunjukkan bahwa Menkara bisa jadi praenomen Nitokris nama tahta.
Prenomen ini memang muncul dalam Daftar Raja Abydos, meskipun setelah Netjerkara, prenomen lainnya dianggap milik Nitokris.
Dengan demikian kisah Nitokris tetap dibungkus mitos dan legenda, apakah dia benar-benar memiliki peran sebagai firaun dinasti ke-6?
Jika memang demikian, apakah dia seorang perempuan atau bukan?
Lalu mengapa dia terhapus dari sejarah?
(*)