Penulis
Intisari-Online.com – Menteri Luar Negeri Australia, Marisa Payne, mengumumkan bahwa Australia berencana untuk membelanjakan tambahan US$500 juta (sekitar Rp7,32 triliun) untuk vaksin Covid-19, mengutip dari The Diplomat, Senin (21/11/2020).
Hal tersebut bertujuan untuk membantu negara-negara tetangga Australia di Asia Tenggara dan Pasifik agar segera pulih dari pandemi.
Untuk pembeliannya akan dilakukan dari berbagai pabrikan melalui skema COVAX, agar aman akses global yang cepat dan adil terhadap vaksin Covid-19.
Pendanaan tersebut nilainya jauh lebih tinggi daripada US$23,2 juta yang sudah ditandatangani sebelumnya.
Program yang akan dilaksanakan Australia tersebut akan berlangsung tiga tahun demi membantu negara-negara di Asia Tenggara dan Pasifik mencapai ‘cakupan imunisasi penuh’.
Dana yang digelontorkan hingga Rp7,3 triliun itu digunakan untuk mendistribusikan dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara di kawasan tersebut, serta memberikan dukungan teknis kepada otoritas kesehatan setempat.
Langkah yang diambil Australia tersebut rupanya dinilai sebagai bentuk keresahan atas berkembangnya pengaruh China di masa pandemi pada negara-negara di Asia Tenggara dan Pasifik.
Autralia rupanya mengklaim bahwa dia adalah ‘penguasa’ atas kawasan-kawasan tersebut.
Pengaruh China lewat bantuan prioritas vaksin bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik ini dinilai akan menganulir kekuatan geopolitik Australia.
Apakah itu saja alasan Australia berani gelontorkan triliunan rupiah untuk distribusi vaksin Covid-19 di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik?
Rupanya, jumlah pekerja Pasifik dan Timor Leste, yang termasuk kawasan Asia Tenggara, yang siap untuk mengambil pekerjaan di kawasan Australia telah meningkat.
Bahkan lebih dari dua kali lipat dari 27.000 menjadi 55.000 dalam b eberapa pekan terakhir, menyusul upaya perekrutan besar-besaran di beberapa negara Pasifik dan Timor Leste.
Hal tersebut disampaikan oleh Senator Hon Zed Seselja, Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik, melalui siaran persnya pada Kamis (30/9/2021).
Melansir Pos Kupang.com (30/9/2021), Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, rupanya berkomitmen untuk menggandakan jumlah pekerja Pasifik di Autralia pada Maret 2022, setidaknya menjadi 25.000 pekerja.
Hal inilah yang diikuti oleh upaya pemerintah negara-negara Pasifik dan Timor Leste untuk meningkatkan ukuran kelompok ‘siap kerja’.
Dengan banyaknya negara Pasifik yang tidak mencatat penularan komunitas Covid-19, maka mobilitas tenaga kerja Pasifik tetap menjadi sumber tenaga kerja migran yang paling signifikan untuk musim panen mendatang.
Sementara, lebih dari 25.000 peserta yang siap kerja juga telah menerima vaksin Covid-19 lengkap dengan menggunakan vaksin yang disetujui oleh Administrasi Barang Terapi Australia.
Untuk memenuhi kebutuhan kekurangan tenaga kerja di kawasan Australia, pekerja Pasifik menjadi sumber kehidupan sektor pertanian dan pemrosesan daging di Australia selama pandemi Covid-19 sekarang ini.
Mereka pulalah yang telah memberikan suntikan ekonomi penting bagi ekonomi Pasifik yang terkena dampak parah pandemi, melalui pengiriman uang kepada anggota keluarga di Pasifik dan Timor Leste.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari