Penulis
Intisari-Online.com – Pada malam badai 22 tahun yang lalu, Ben Farinazzo bertugas sebagai penjaga perdamaian di
Pada malam badai 22 tahun yang lalu, pekerjaan Ben Farinazzo sebagai penjaga perdamaian di Timor-Leste dan mengalami perubahan yang tidak terduga.
Ketika itu dia diberitahu oleh beberapa penduduk setempat yang sedang mencarinya.
Farinazzo menemukan tiga orang berdiri di depan gerbang kamp mereka, seorang pria dan dua wanita, salah satunya sedang hamil besar.
"Namanya Umbelina dan suami serta ibunya menemaninya dari bukit di tengah hujan lebat, saatnya dia akan melahirkan," tulisnya di media sosial pekan ini.
"Mereka telah bersembunyi selama lebih dari sebulan, bertahan hidup di akar pohon yang direbus."
Farinazzo bertugas sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian Australia ke Timor Leste, setelah kekerasan pecah menyusul pemungutan suara nasional yang mendukung kemerdekaan mereka dari Indonesia.
Apa yang terjadi setelah malam itu adalah sesuatu yang, diakui Farinazzo, tidak pernah didapatkannya saat pelatihan militer.
"Akhirnya bayi laki-laki yang sehat lahir dan badai berhenti," katanya.
"Itu adalah pengingat yang kuat bahwa terlepas dari kondisi yang mengerikan, kehidupan dapat dan harus terus berjalan.”
"Seorang bayi laki-laki kecil yang ganteng, lahir di lantai beton yang dingin di ruang kelas yang terbakar di tengah badai yang mengamuk, merupakan simbol harapan, kehidupan baru, dan awal yang baru.”
Keluarga itu sangat berterima kasih atas bantuannya, mereka kemudian meminta Farinazzo untuk memberikan nama pada anak itu, tetapi dia menolak dengan sopan.
"Mereka tersenyum dan bertanya apakah mereka bisa menamai anak itu dengan nama saya, momen yang tidak akan pernah saya lupakan," kata Farinazzo.
Sebelum kembali ke Australia, Farinazzo mengunjungi keluarga itu "untuk memastikan mereka baik-baik saja", juga memberi mereka paket perawatan.
Setelah kembali dari Timor Leste, pensiunan kapten itu bertanya-tanya apa yang terjadi pada “Bayi Benjamin” dan keluarganya.
"Saya sering memikirkan dia dan keluarganya. Saya bertanya-tanya apakah dia masih hidup dan seperti apa kehidupannya," katanya kepada Australian War Memorial pada 2019.
Dia tahu bahwa kekuatan media sosial pada suatu hari akan mempertemukannya pada Bayi Benjamin kembali.
Postingannya pun viral di Timor Leste
Farinazzo kemudian memposting setiap tahun pada tanggal 20 September untuk menandai ulang tahun Pasukan Internasional Timor Timur (INTERFET), hari pasukan penjaga perdamaian Australia mendarat di Dili.
Kepada ABC News, dia mengatakan bahwa biasanya postingannya tidak menarik banyak perhatian, tetapi sesuatu yagn berbeda terjadi pada tahun ini.
Dia mengatakan bahwa dia melihat postingannya mulai dibagikan secara luas di antara akun-akun di Timor Leste.
Pada Kamis (23/9/2021) malam, Farinazzo menerima pesan yang mengejutkannya.
"Saya bersama istri saya berkata, 'Tidak, tidak, tidak, tidak'," katanya kepada ABC.
"Saya tidak bisa mempercayainya."
Baby Benjamin telah mengulurkan tangan.
"Emosi saya pada saat itu dan masih sangat sulit untuk digambarkan," kata Farinazzo.
"Dia baik-baik saja dan begitu juga orang tuanya. Dia belajar teknik di universitas nasional di Timor-Leste di Dili."
Farinazzo mengatakan dia akhirnya melakukan panggilan video dengan Baby Benjamin, yang mengatakan kepadanya bahwa ibu dan ayahnya mengirim salam dan juga tidak pernah melupakannya.
"Dia tidak pernah melihat foto-foto hari dia dilahirkan, jadi saya menunjukkan kepadanya yang saya miliki," kata Farinazzo lagi.
Untuk bisa bertemu langsung, Farinazzo mengatakan dia menantikan hari itu, bila pembatasan perbatasan karena pandemi Covid-19 sudah memungkinkan kembali, sehingga mereka dapat bertemu tatap muka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari