Penulis
Intisari-Online.com -Dr. Anthony Fauci, pakar imunologi Amerika Serikat (AS), membeberkan cara penting yang bisa diambil orang tua mencegah anak-anaknya terkena Covid-19.
Langkah ini efektif untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun.
"Cara Anda melindungi anak yang, karena umur mereka belum bisa mendapatkan vaksinasi, sebenarnya cukup mudah," ujarnya dikutip dari CNN.
Saat ini lebih banyak anak kecil memerlukan kunjungan ke dokter dan dirawat di RS.
Sementara itu tingkat vaksinasi anak kecil masih rendah, menurut studi terbaru yang dilaksanakan oleh CDC AS.
Sementara itu melansir Kontan.co.id, kasus Covid-19 pada anak semakin meningkat.
Juni lalu, sebanyak 12,6% (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak.
Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%).
Namun, berdasarkan persentase angka kematian, korban Covid-19 pada pada anak justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%).
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan virus Covid-19 pada kelompok usia anak.
Ketua Umum IDAI Prof. Dr. Aman B. Pulungan memaparkan, sebanyak 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak.
Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia, dan separuhnya adalah balita.
Sedangkan di AS, dalam dua minggu akhir Agustus lalu, kunjungan IGD bagi anak kecil sampai usia 17 tahun 3,4 kali lebih tinggi di negara bagian dengan tingkat vaksinasi terendah.
Rawat inap anak-anak juga 3.7 kali lebih tinggi daripada negara bagian dengan tingkat vaksinasi tertinggi.
Menurut Fauci, cara terbaik melindungi anak-anak kecil di sekitar kita adalah dengan memvaksin diri kita.
"Cara melindungi anak-anak yang belum bisa mendapat vaksin adalah melindungi anak-anak, baik dengan memvaksin teman, keluarga, guru-guru, staf sekolah, kelilingi mereka dengan orang-orang yang sudah divaksin," ujar Fauci.
Bagi daerah-daerah di Indonesia hal ini bisa menjadi arahan melaksanakan sekolah tatap muka.
Seperti contohnya kota Depok ini yang rencananya akan menggelar sekolah tatap muka Oktober 2021 mendatang.
Dinas Pendidikan Kota Depok sedang menggodok skenario yang akan dilakukan seandainya terjadi penularan Covid-19 di sekolah.
"Bila ada kasus 1 saja yang terpapar Covid-19 sekolah kita tutup," kata eks Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohammad Thamrin, ketika ditemui di SMPN 8 Kota Depok pada Selasa (7/9/2021).
"Tidak diizinkan tatap muka terbatas, kita tunggu sampai, kalau kasus Covid-19 kisaran 1-5, itu cukup 7 hari," ia menambahkan.
Kebijakan itu akan dilakukan secara menyeluruh.
Walau hanya ada 1 kasus Covid-19 pun di salah satu kelas, satu sekolah akan tutup beberapa hari.
"Terus nanti kita kerjasama dengan puskesmas setempat untuk kita lakukan swab antigen," kata Thamrin yang yang hari ini ditunjuk sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Depok dan mulai efektif menjabat pada pekan depan.
Kerja sama dengan faskes ternyata memang menjadi salah satu syarat yang harus disiapkan sekolah menjelang sekolah tatap muka terbatas bulan depan.
"Indikator (kesiapan PTM) ada MoU (nota kesepahaman) dengan fasilitas kesehatan setempat, misal dengan rumah sakit atau puskesmas, ada satgas Covid-19, termasuk penydiaan ruang isolasi atau UKS jika ada anak yang sakit," jelas Thamrin.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini