Penulis
Intisari-Online.com - Kelompok Taliban mendeklarasikan kemenangan atas pasukan perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir.
Dalam video yang beredar, mereka mengibarkan bendera di depan kantor gubernur provinsi pada Senin waktu setempat (6/9/2021).
Namun, Front Perlawanan Nasional (NRF) menyatakan mereka masih menduduki posisi strategis dan janji untuk terus melawan.
Pemimpin NRF, Ahmad Massoud, pun menyerukan rakyat Afghanistan melakukan "perlawanan nasional" terhadap Taliban.
Dalam pesan suara di media sosial, Massoud menyalahkan komunitas internasional yang melegitimasi Taliban.
Dilansir BBC, dalam pandangan Massoud dunia meningkatkan konfidensi milisi baik secara politik maupun militer.
"Di mana pun Anda berada, saya meminta diadakan perlawanan nasional demi martabat, kebebasan, dan kemakmuran negara kita," tegasnya.
Menariknya, Panjshir adalah salah satu dari 34 provinsi Afghanistan yang tidak diduduki oleh Taliban dan tidak pernah berada di bawah kendali mereka.
Mengapa belum jatuh ke tangan Taliban?
Lembah Panjshir sudah lama terkenal sebagai benteng anti-Taliban.
Panjshir juga dikenal sebagai 'Lembah Lima Singa'.
Terletak 150 km di utara Kabul, dekat dengan pegunungan Hindukush.
Terkenal karena pertahanan alaminya, ia tidak pernah jatuh ke tangan Taliban selama perang saudara tahun 1990-an, juga tidak ditaklukkan oleh Soviet satu dekade sebelumnya.
Meskipun Taliban merebut Kabul, mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh telah membuat pangkalan di Panjshir.
Taliban belum bisa merebut Panjshir karena letak lembah yang menjadikannya benteng alami.
Lokasinya yang penting, berada di utara Kabul di Hindu Kush, memberikan keuntungan geografis.
Ini adalah benteng perlawanan terhadap Soviet pada 1980-an dan kemudian melawan Taliban pada 1990-an.
Karena selalu menjadi zona perlawanan, lembah ini tidak pernah ditaklukkan oleh kekuatan mana pun - baik oleh pasukan asing maupun oleh Taliban.
(*)