Penulis
Intisari-Online.com -Masyarakat Malaysia kini tengah marah sejadi-jadinya seperti terlihat di media sosial warganet negara tersebut.
Mereka mengungkapkan sumpah serapah hingga membuat akun salah satu kedutaan besar di negara tersebut dinonaktifkan.
Bahkan sebuah akun sampai tidak bisa lagi diakses setelah terdeteksi diretas di tengah cacian yang dihujankan kepadanya.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Ternyata semuanya dipicu oleh sebuah pencabutan medali emas atlet Malaysia yang ikut serta dalam Paralimpiade Tokyo 2020.
Muhammad Ziyad Zolkefli yang bertanding di cabor tolak peluru F20 harus rela medali emasnya ditarik kembali.
Hal inilah yang kemudian, seperti dilaporkanWorld of Buzz pada Rabu (1/9/2021), memicu amarah warganet Malaysia.
Kemarahan mereka dipusatkan pada Ukraina, negara yang atletnya kemudian mendapatkan medali emas yang dialihkan.
Kedubes Ukraina di Malaysia diserbu oleh warganet Malaysia yang mengungkapkan kekesalan dan kemarahannya.
Akibatnya, akun Twitter kedubes tersebut dinonaktifkan sementara atau dikunci demi menghentikan amukan warganet 'Negeri Jiran'.
Media sosial milik Maksym Koval, yang akhirnya kebagian medali emas yang sebelumnya dimenangkan atlet Malaysia, tak luput dari sasaran amukan.
Bahkan, dirinya harus pasrah mengetahui akun Instagram miliknya kini tidak lagi dapat diakses setelah ada yang meretasnya.
Koval pun kemudian membuat akun Instagram baru dengan tujuan untuk mengucapkan permintaan maafnya.
Apa daya, amarah warganet Malaysia nampaknya sudah sangat tinggi hingga akhirnya akun tersebut tetap dibanjiri ungkapan kekesalan.
Craig Spence, juru bicara Komite Paralimpiade Inernasional pun sampai turut berkomentar tentang insiden tersebut.
Spence mengaku sangat menyesalkan sikap warganet Malaysia yang melampiaskan amarahnya di media sosial.
"Orang-orang menyebut Ukraina mencuri emas. Tidak, sama sekali tidak. Orang Ukraina tidak ada hubungannya dengan itu. Para atletnya yang terlambat," kata Spence, dikutip dari AFP.
"Ada luapan emosi besar-besaran dari banyak orang Malaysia di media sosial. Sangat kasar. Konyol, menurut saya," tutur Spence.
"Maaf. Aturan adalah aturan. Keputusan itu sudah diambil. Bukan salah Ukraina bahwa orang Malaysia itu terlambat," ujar Spence, dikutip terpisah dari The Guardian.
Penyebab medali dialihkan
Muhammad Ziyad Zolkefli sebelumnya memang berhasil mendapat medali emas di babak final Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (31/8/2021).
Bahkan,Muhammad Ziyad Zolkefli juga berhasil memecahkan dua rekor dunia dalam aksinya di babak final tersebut.
Lemparan pertama (sejauh 17,31 meter) dan ketiganya (sejauh 17,94 meter) melampaui rekor dunia yang sebelumnya tercatat, yaitu 17,29 meter
Baca Juga: Mengintip Ketangguhan VAT-69, Pasukan Khusus Kebanggaan Rakyat Malaysia, Lebih Hebat dari Kopassus?
Namun, medali emas beserta rekor tersebut akhirnya dibatalkan setelah dirinya diketahui datang terlambat tiga menit di babak final hingga memicu diskualifikasi pada dirinya.
MelansirThe Sun, protes dari tim Ukraina, Australia dan Ekuador lah yang pada akhirnya memicu keputusan diskualifikasi.
Spence menyebut bahwaMuhammad Ziyad Zolkefli datang terlambat dengan dalih dirinya tidak mendengar pengumuman dengan jelas.
Hanya saja, alasan tersebut pada akhirnya tetap tidak bisa diterima karena, menurut Spence, atlet-atlet lain tetap bisa datang tepat waktu.
"Yang lain sampai di sana lima menit lebih awal," ujar Spence, dikutip dari The Guardian.