Namanya Pernah Dihujat Se-Indonesia Karena Sikap Provokasinya, Menteri Muda Malaysia Ini Malah Tersandung Kasus Korupsi, Terkuak Tingkat Korupsi Negeri Jiran Sudah Sekronis Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi Syed Saddiq dan Suporter Indonesia
Ilustrasi Syed Saddiq dan Suporter Indonesia

Intisari-online.com - Belakangan nama menteri muda Malaysia Syed Saddiq, sempat jadi sorotan dunia karena kasus korupsinya.

Dirinya tersandung kasus penggelapan dana 1 juta ringgit Malaysia, atau sekitar Rp3,4 miliar.

Syed Saddiq didakwa pengadilan di Kuala Lumpur atas dua kasus penggelapan dana.

Pelanggaran ini, dilakukan saat dirinya masih menjadi kepala staf muda dari partai Muhyiddin, beberapa hari setelah runtuhnya administrasi Pakatan Harapan (PH).

Baca Juga: Dipimpin Sendiri Oleh Perdana Menteri Malaysia, Koalisi Terbesar di Malaysia Ini Diklaim Eks-Menteri Olahraganya Paksa Ia Masuk ke 'Kerajaan Gagal' Itu

Syed Saddiq merupakan menteri pemuda dan olahraga dari partai di Pakatan Harapan.

Menurut hakim, Azura Alwi, Syed Saddiq dituduh menarik dana partai dalam bentuk cek, tanpa persetujuan komite pusat partai Maret tahun lalu.

Jika terbukti bersalah ia akan dihukum 10 tahun hukuman penjara, hukum cambuk, dan juga denda.

Tak hanya itu saja, kasus korupsi yang terjadi di Malaysia ini menambah daftar panjang kasus korupsi besar-besaran oleh pejabat setempat.

Baca Juga: Seantero Indonesia Membencinya Setengah Mati Sampai Dijuluki 'Menteri Provokator', Menteri Termuda Malaysia Syed Saddiq Kini Jadi Pesakitan Usai Didakwa Korupsi, Ini Cuitan Kontroversialnya

Menurut Chanel News Asia, Kamis (15/5/21), Azam Baki, ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) mengatakan situasi korupsi di Malaysia bak pandemi.

Hal itu disebabkan peningkatan jumlah tahanan dan parahnya situasi Korupsi di Malaysia.

Azam yang diangkat sebagai ketua anti-korupsi, menggantikan Latheefa Koya, sejak runtuhnya pemerintahan Pakatan Harapan.

"Kami tidak bisa mengatakan, bahwa itu sangat buruk," katanya.

"Tapi saya katakan sebagai seorang pemberantas korupsi lama, saya khawatir secara pribadi, namun belum terjadi pandemi," imbuhnya.

"Mungkin masyarakat merasa dusah serius dan itu pandemi, kalau kita lihat sudut pandang lain, kesadaran masyarakat sangat berkontribusi pada terungkapnya banyak isu sekarang," kata lagi.

Baca Juga: Hanya Negara Tetangga Ini yang Hampir Saingi Jumlah Infeksi Harian Covid-19 di Indonesia, Nyatanya Langkah Lockdown Total Mereka Gagal Total, Mengapa Demikian?

"Jika tidak ada informasi dari msayarakat, masalah korupsi akan mengemuka, terutama melibatkan pihak berwenang dan pegawai publik, masalah ini tak akan terungkap," tambahnya.

Sementara itu, namanya juga pernah menjadi bahan hujatan orang se-Indonesia akibat sikap provokasinya.

Hal itu terjadi ketika kualifikasi Piala Dunia 2020, antara Malaysia vs Indonesia, di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, (19/11/2019).

Kedua suporter ricuh sejak awal pertandingan berlangsung, bahkan ada suporter Indonesia yang menjadi korban kekerasan dalam insiden itu.

Alhasil video tersebut viral, dengan tulisan bahasa melayu, perngeroyokan terhadap suporter Indonesia.

Syed Saddiq buka suara, dan mengatakan itu hanyalah hoax berita palsu atau fitnah, meminta Indonesia tak percaya akan hal itu.

Baca Juga: Indonesia Turun Kelas, Bank Dunia Sebut Indonesia Kini Kembali Jadi Negara Menengah Ke Bawah, Levelnya Berada di Bawah Malaysia dan Setara Dengan Timor Leste

Namun, korban pengeroyokan Yovan mengaku sedih dan kecewa kejadian itu disebut sebagai Hoax, padahal kejadian itu benar adanya.

Alhasil, netizen indonesia berbondong-bondong menyerang akun sang menteri muda itu, dan menyebutnya menteri provokator.

Namun, setelah ditekan oleh publik Indonesia, akhirnya Syed Saddiq meminta maaf dan mengatakan video tersebut memang benar adanya.

Syed mengakui bahwa ada keterlibatan warga Indonesia yang menjadi korban dalam insiden itu.

"Kami telah mendapat keterangan bahwa tragedi ini terjadi di Bukit Jalil, atau saat pertandingan sepak bola, terjadi 20 km dari Stadium Bukit Jalil, sekitar jam 3 pagi," katanya.

Artikel Terkait