Penulis
Intisari-online.com -Pasukan khusus memang lain daripada yang lain, dengan skill lebih maju daripada pasukan biasa, pasukan khusus juga menjadi kebanggaan negara.
Indonesia memiliki sejumlah pasukan khusus, tapi yang sudah diakui kemampuannya di dunia adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pasukan elit bagian dari TNI Angkatan Darat itu sudah menjadi berbagai pertempuran.
Mereka menghadapi gerilyawan DI/TII sampai melaksanakan berbagai operasi pembebasan sandera.
Negara lain juga memiliki pasukan khusus, termasuk Malaysia.
Salah satu pasukan khusus Malaysia adalah VAT-69 atau Very Able Troopers 69.
Mengutip military.wikia.org, VAT-69 adalah pasukan khusus elit multi fungsi dari Polisi Kerajaan Malaysia.
Unit mereka ada di Ulu Kinta, Perak dan bersama dengan Unit Tindakhas menjadi bagian dari Pasukan Gerak Khas (PGK).
Misi dari Komando 69 adalah melaksanakan tugas berisiko tinggi seperti melawan terorisme, menyelamatkan sandera, mengumpulkan mata-mata dan melawan kericuhan di dalam perbatasan Malaysia.
Sebelum 1989, Komando 69 awalnya ditugaskan untuk berperan melawan teroris komunis di hutan Malaysia.
Kini tugas mereka sudah semakin luas, tapi masih mempertahankan kemampuan berperang dalam perang di hutan.
VAT-69 dibentuk berdasarkan Special Air Service Regiment Inggris ke-22, unit perang kecil yang bertugas melawan taktik dan teknik dari teroris komunis, tahun 1969.
Sejak 20 Oktober 1997, di bawah aturan Perdana Menteri Mahathir Muhammad, Polisi Kerajaan Malaysia mengatur ulang VAT 89 dan UTK di bawah nama satu komando operasi khusus bernama Pasukan Gerakan Khas (PGK).
Namun tugas keduanya masih berbeda.
VAT-69 bisa dikenali dengan seragam khasnya, antara lain topi beret berwarna pasir dan sayap parasut yang dipakai di lengan kiri seragam mereka.
VAT-69 di bawah PGK melakukan latihan gabungan dan berpartisipasi dalam program pertukaran dengan unit spesial Persemakmuran yaitu SAS Australia, SAS Selandia Baru dan pasukan khusus Singapura, Singapore Special Tactics and Rescue.
PGK secara rutin berlatih dengan tim taktis negara tetangga seperti Brigade Mobile (Brimob) Indonesia dan Polisi Patroli Perbatasan Thailand.
Terkadang PGK berlatih juga dengan Tim Penyelamat Sandera FBI, GIGN Perancis dan RAID, GSG 9 Jerman, NOCS Italia, G.E.O Spanyol, Pasukan Delta AS, Green Berets AS, SOCPAC AS, Special Rapid Response Unit Rusia dan unit internasional lainnya.
VAT-69 di bawah PGK menggunakan peralatan yang dirancang untuk berbagai situasi khusus.
Beberapa peralatan khusus bervariasi dari unit yang berbeda-beda, tapi ada beberapa tren konsisten yang dipakai dan digunakan.
Senjata mereka juga memakai berbagai senjata kelas dunia dan senjata yang membantu melawan terorisme.
Termasuk submachine gun (SMG), senapan serbu, shotgun, machine gun dan senapan sniper.
Pistol semi-otomatis juga merupakan senjata sampingan paling populer dan kebanyakan petugas VAT-69 menggunakan pistol 9 mm.
Sebagai unit operasi khusus, VAT-69 memiliki sejumlah kendaraan khusus untuk mencapai misi mereka, termasuk Commando V-150D dan tank GKN Sankey AT105 yang dilengkapi M60s sebagai senjata tempur di kota maupun hutan.
Indonesia pernah berhadapan dengan VAT-69 dalam konflik Kalimantan, yaitu ketika Presiden Soekarno terhina oleh Malaysia lalu memutuskan melawan mereka.
Malaysia saat itu dibantu SAS Inggris, Gurkha, serta tentara India buatan Inggris.
Latihan VAT-69 lebih rumit dengan intensitas yang tinggi.