Fakta Perbatasan Indonesia Timor Leste, Ada Patung Soekarno yang Jadi Daya Tarik Wisata

Khaerunisa

Penulis

ilustrasi perbatasan Indonesia Timor Leste.

Intisari-Online.com - Timor Leste pernah menjadi bagian Indonesia, yaitu sejak tahun 1975 hingga 1999.

Wilayah di sebelah Timor Indonesia ini berintegrasi dengan Indonesia setelah pasukan Indonesia menginvasinya.

Namun, setelah kurang lebih 24 tahun, Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia dan menjadi negara merdeka.

Kemerdekaannya diperoleh setelah referendum digelar dan hasilnya menunjukkan mayoritas suara memilih untuk merdeka dibanding berintegrasi dengan Indonesia.

Baca Juga: Berada di Kawasan Asia Tenggara, Apakah Timor Leste Negara ASEAN?

Kini, Timor Leste merupakan negara termuda di kawasan sia Tenggara.

Juga menjadi negara tetangga Indonesia yang berbatasan langsung di darat.

Negara Timor Leste menempati separuh Pulau Timor yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia.

Berikut ini fakta-fakta perbatasan Indonesia Timor Leste.

Baca Juga: Ambil 2 Kantong Lalu Masukan ke Sepatu, Inilah Manfaat Teh Celup Bekas yang Sering Dia-siakan Begitu Saja

1. Berbatasan di daratan utama Timor Leste dan daerah kantongnya

Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka merupakan wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daratan utama Timor Leste.

Sementara wilayah Indonesia yang berbatasan dengan daerah kantong Timor Leste, Oecussi-Ambeno, adalah Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang.

Wilayah Timor Leste memang cukup unik. Selain daratan utama, negara ini punya daerah kantong yang dikelilingi wilayah Indonesia.

Baca Juga: Dijajah Portugis Ratusan Tahun, Inilah Oecusse, Kota Berlokasi Unik Tempat Mendarat Bangsa Portugis di Timor Leste

2. Sejumlah PLBN berdiri di perbatasan Indonesia Timor Leste

Ada sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) milik Indonesia yang berdiri di perbatasan Indonesia Timor Leste.

Bahkan, beberapa PLBN tersebut telah dibangun menjadi lebih megah.

Di antaranya PLBN Motaain di Kabupaten Belu, PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka, dan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Sementara itu, ada 2 PLBN yang mulai dibangun pada 2020 dan belum diresmikan, yaitu PLBN Oepoli di Kabupaten Kupang dan PLBN Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Baca Juga: 'Kado Manis Menyambut HUT RI ke-76', PLN Hadirkan Listrik ke Desa-desa di NTT dan Wilayah Perbatasan Indonesia-Timor Leste dengan Medan Ekstrem, Segini Biaya yang Dihabiskan

3. Patung Soekarno di perbatasan Indonesia Timor Leste jadi daya tarik wisata

Keberadaan PLBN di perbatasan Indonesia-Timor Leste saat ini rupanya tak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas saja, tapi juga sebagai destinasi wisata baru.

Patung Presiden Soekarno telah dibangun di PLBN Motaain di Kabupaten Belu, PLBN Motamasin d Kabupaten Malaka, dan PLBN Wini di Kabupaten Timor tengah Utara.

Patung presiden Pertama Indonesia ini dipasang di PLBN Motaain pada Desember 2019.

Sementara di PLBN Motamasin dna PLBN Wini pemasangannya dilakukan pada tahun 2020.

Keberadaan patung setinggi 6 meter tersebut menjadi daya tarik tersendiri.

Warga di sekitar PLBN menjadikan situs baru tersebut sebagai objek berswafoto.

Baca Juga: Tingginya 6 Meter, Inilah Patung Presiden Soekarno di Perbatasan Indonesia-Timor Leste yang Jadi Daya Tarik Wisata Baru

4. Sebelum dilakukan pembangunan, warga perbatasan sempat merasa malu

Seorang warga perbatasan Indonesia Timor Leste bernama Febianus mengungkapkan pada Kompas.com, pembangunan PLBN Motaain telah mengubah hidupnya dan warga di sekitar.

Melansir Kompas.com (14/9/2019), Febianus dan puluhan warga di kawasan lereng bukit Dusun Webenahi, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT, merupakan penerima bantuan rumah permanen tipe 36 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2016.

Saat itu, Febianus berkisah soal kondisi kehidupannya kini, yang diakuinya relatif lebih baik dari sebelumnya.

Baca Juga: Kini Jadi Destinasi Wisata Baru, Dulu Perbatasan Indonesia Timor Leste Diakui Warga Perbatasan Bikin Mereka Malu, Kok Bisa?

"Kalau dulu, cari uang susah dan rumah kami hanya beratap daun dan berdinding. "Kondisi rumah kami lebih buruk dari rumah milik warga Timor Leste yang ada di perbatasan,

"Tapi sekarang rumah kami jauh lebih bagus dan kehidupan ekonomi kami juga baik," ungkap Febianus saat berbincang dengan Kompas.com.

Ada rasa bangga dalam diri Febianus dan warga lain karena bukan hanya rumah mereka yang telah dibangun permanen oleh pemerintah pusat, tapi juga sejumlah bangunan milik pemerintah yang berdiri kokoh dan megah.

Sebelumnya, bangunan milik warga dan pemerintah Timor Leste lebih bagus dibanding miliknya sehingga dia sempat merasa malu.

Baca Juga: Hadir sebagai 'Pahlawan' dalam Sejarah Timor Leste, Tapi Pasca Kemerdekaan Justru Jadi 'Mesin Pembunuh', Komunitas di Timor Leste Ini Telah Memakan Banyak Korban sebelum Dilarang

5. Soal perbatasan Indonesia Timor Leste sempat menimbulkan konflik

Pernah terjadi sengketa perbatasan Indonesia-Timor Leste di perbatasan Naktuka.

Itu merupakan perbatasan Indonesia dengan wilayah Oecusse-Ambeno Timor Leste.

Sengketa tersebut baru menemui penyelesaian pada 2019, padahal pembahasannya sudah dimulai sejak Timor Leste lepas dari Indonesia.

Melansir Kompas.com, Kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste terkait perbatasan tersebut akhirnya dicapai dalam pertemuan para menteri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, pada 22 Juli 2019.

Baca Juga: Penyelesaiannya Baru Disepakati 2 Tahun Lalu, Ternyata Sengketa Perbatasan Indonesia-Timor Leste Pernah Membuat Kerajaan di Kupang Ini Tabuh Genderang Perang terhadap Timor Leste

(*)

Artikel Terkait