"Masalahnya adalah kita bisa meninggalkan medan perang, tapi kita tidak bisa meninggalkan perang melawan teror. Ini adalah ancaman bagi keamanan Amerika," katanya.
Berbicara tentang berurusan dengan organisasi teroris ISIS-K (Negara Islam provinsi Khorasan), Panetta meminta Presiden Joe Biden untuk membatalkan keputusan penarikan pasukan.
"Kita harus kembali ke Afghanistan untuk mengalahkan ISIS. Kami harus kembali ke kebangkitan Al-Qaeda berkat pemerintah Taliban," kata Panetta.
Namun, tidak mudah bagi AS untuk mengirim pasukan kembali ke Afghanistan. Pasalnya, pihak Taliban telah menegaskan tidak menerima kehadiran pasukan asing di Afghanistan.
Peristiwa berdarah sebelumnya terjadi pada 5 Agustus 2011.
Dari 38 orang di dalamnya, 30 adalah anggota militer AS, termasuk 23 anggota SEAL. Delapan sisanya adalah tentara Afghanistan.
Pemboman 26 Agustus juga merupakan pertama kalinya tentara AS tewas di Afghanistan sejak Februari 2020, menurut Wall Street Journal.
Menurut Daily Mail telah menerbitkan ulang sebuah video yang menunjukkan pejuang Taliban berperang melawan pasukan khusus AS, menembak jatuh sebuah helikopter CH-47 Chinook di lembah Tangi, provinsi Maidan Wardak, barat daya ibukota Kabul.