Find Us On Social Media :

'Manajemen Kebiadaban' Jadi Buku Teks Perlawanan Kelompok Islam, Taktik Perang Mao Zedong Disebut Jadi Inspirasi Taliban Menguasai Afghanistan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 23 Agustus 2021 | 15:13 WIB

Pasukan khusus Taliban Red Group atau Red Unit yang jadi kekuatan utama Taliban.

Apa yang Mao katakan tentang perang gerilya, dan apa yang dipelajari Taliban?

Dia menunjukkan bagaimana kekuatan yang lebih kecil dapat mengalahkan yang lebih besar.

Dalam bukunya, Tentang Perang Gerilya, Mao mengatakan pemberontak haruslah gesit, harus beradaptasi dan menggunakan pengetahuan dan penduduk lokal bagi keuntungan mereka.

Mao menulis, "Strategi gerilya terutama harus didasarkan pada kewaspadaan, mobilitas, dan serangan. Hal ini harus disesuaikan dengan situasi musuh, medan, jalur komunikasi yang ada, kekuatan relatif, cuaca dan situasi rakyat."

Sangat penting, katanya, untuk memiliki tujuan yang jelas: "Tanpa tujuan politik, perang gerilya akan gagal".

Bagi Mao, ini adalah perang rakyat: petani hari ini adalah tentara esok hari.

Dan di atas semua ini terjadi apa yang disebutnya "perang yang berkepanjangan", pertempuran panjang dan sulit untuk melemahkan dan mengusir musuh.

Masih melansir Kompas.com, Mao menetapkan strategi tiga tahap yang diikuti oleh Taliban dalam buku tersebut.

Baca Juga: Bak Menari di Atas Penderitaan Warga Afghanistan, Ternyata Negara Terdekat Mereka Inilah yang Gelonggongkan Dana Segar dan Bahkan Beri Kehidupan Layak Anggota Taliban untuk Bisa Hancurkan Afghanistan

Tahap pertama adalah invasi awal dan serangan musuh.

Tahap kedua adalah konsolidasi musuh.

Tahap ketiga adalah serangan balik dan mundurnya musuh.

Seperti yang dikatakan Mao, menghadapi penjajah Jepang: "Perang antara China dan Jepang bukan sembarang perang, ini adalah perang hidup dan mati antara China semi-kolonial dan semi-feodal dan imperialis Jepang..."

Taliban akan mengatakan hal yang sama tentang invasi Amerika di Afghanistan.

(*)