Intisari-Online.com - China, menjadi satu dari sedikit negara yang dipercaya menerima bahkan mendukung keberadaan Taliban di Afghanistan.
Usai Taliban menguasai Kabul pada Minggu (15/8/2021), China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan bahwa "kami menghormati keinginan dan pilihan rakyat Afghanistan."
Ya, sebuah pernyataan yang sebenarnya menjadi sedikit aneh mengingat Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan secara paksa.
Belum lagi fakta bahwa banyak sekali warga Afghanistan yang berupaya kabur dari negaranya, termasuk insiden jatuh dari pesawat di Bandara Kabul.
Namun, nampaknya, China memang mengabaikan fakta-fakta tersebut seperti terlihat dalam beberapa pernyataan mereka yang lain.
Apalagi, pada akhir Juli, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menjamu para pemimpin Taliban, termasuk Mullah Abdul Ghani Baradar, di Tianjin.
Pada pertemuan itu, Taliban berusaha meyakinkan Wang bahwa mereka tidak akan pernah menimbulkan ancaman bagi kepentingan China.
“Taliban Afghanistan tidak akan pernah membiarkan kekuatan apa pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk terlibat dalam tindakan yang merugikan China,” kata Baradar.