Hasan al-Shaban, Penggalang Dana Al-Qaeda untuk Jaringan 'Teroris Seluruh Dunia,' Ternyata Begini Cara Pembiayaan Gelap Global untuk Koordinasi Pergerakan Uang

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Departemen Keuangan AS pada Rabu (28/7/2021) mengumumkan bahwa dua orang yang bekerja untuk al Qaeda dan Hay'at Tahrir al Sham (HTS) telah ditunjuk untuk dijatuhi sanki.

Melansir Longwarjournal.org, penunjukan tersebut merupakan bagian dari upaya AS yang lebih luas untuk memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang ambil bagian dalam perang Suriah.

Ekstremis lain dan bagian dari rezim Bashar al-Assad juga ditunjuk dan diberi sanksi.

Hasan al-Shaban adalah salah satu dari dua pria yang ditargetkan oleh Departemen Keuangan.

Baca Juga: Dijuluki Teroris Berbahaya Oleh Amerika, Pejabat Taliban Malah Lakukan Pertemuan dengan China, Lalu Rundingkan Hal Ini, Terkuak China dapat Keuntungan Ini Dari Taliban

Dia digambarkan sebagai “fasilitator keuangan al Qaeda yang berbasis di Turki” yang “secara material” membantu pemberontakan dan jaringan teroris di seluruh dunia.

Departemen Keuangan mengatakan bahwa "penggalangan dana" al Qaeda dilakukan dengan cara memberikan "informasi perbankan al-Shaban ... kepada calon donor."

"Ini dilakukan sebagai cara bagi mereka untuk mengirim uang untuk mendukung upaya militer al Qaeda dan apa yang disebut pertempuran mujahidin di Suriah."

Pengumuman singkat Departemen Keuangan menunjukkan bahwa al-Shaban adalah bagian dari skema pembiayaan gelap global yang menggunakan "sistem keuangan formal" untuk tujuan jahat.

Baca Juga: Pantas Israel Sampai 'Kelojotan' saat Tahu Sniper Iran Raih Emas di Olimpiade Tokyo, Ternyata Titik Terlemah Negaranya Pernah Dibongkar oleh Organisasi Asal Sang Penembak Runduk

Rekening bank Al-Shaban digunakan oleh anggota al Qaeda “untuk mengoordinasikan pergerakan uang dari rekanan di seluruh Afrika Utara, Eropa Barat, dan Amerika Utara.”

Selain itu, al Qaeda bekerja dengan al-Shaban untuk “mengkoordinasikan transfer dana ke Turki.”

AS mengidentifikasi al-Shaban sebagai warga negara Suriah yang lahir pada tahun 1987.

Dia berbasis di Gaziantep, Turki dan juga beroperasi di Manbij, Suriah.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Afghanistan LangsungPorak-poranda Dihancurkan Kelompok Teroris, Sampai Minta Bantuan Negara yang Tengah Bersengketa dengan China Ini

Selain Al-Shaban ada Farrukh Furkatovitch Fayzimatov, yang menggunakan “media sosial untuk memposting propaganda, merekrut anggota baru, dan meminta sumbangan untuk HTS.”

Fayzimatov telah “mengorganisir kampanye penggalangan dana komunitas untuk membeli peralatan untuk kepentingan HTS, termasuk sepeda motor.”

AS mengidentifikasi Fayzimatov sebagai warga negara Tajikistan yang lahir pada Maret 1996.

AS mengklaim telah berulang kali mengidentifikasi jaringan ISIS di Turki

Baca Juga: Muka Dua Taliban, Ditasbihkan Jadi Kelompok Teroris Islam Terkuat di Dunia, Malah Abaikan Penderitaan Muslim Uighur untuk Bekerjasama dengan Musuh AS Ini, Umat Islam dalam Bahaya

Sementara al-Shaban bekerja untuk al Qaeda, pemerintah AS telah berulang kali menunjuk dan memberi sanksi kepada fasilitator jihad lainnya yang berbasis di Turki yang bekerja untuk Negara Islam (ISIS).

Pada bulan Januari, Departemen Keuangan melaporkan bahwa ISIS terus bergantung pada “pusat logistik” di Turki.

Pada November 2019, Departemen Keuangan menunjuk dua bersaudara — Ismail dan Ahmet Bayaltun — untuk peran mereka sebagai “agen pengadaan” untuk ISIS.

Baca Juga: Dari Runtuhnya Uni Soviet, Perang Saudara di Afghanistan, Hingga Berkuasanya Taliban dan Serangan Teroris, Inikah yang Terjadi Setelah Soviet Tinggalkan Afghanistan?

(*)

Artikel Terkait