Penulis
Intisari-Online.com - Beberapa kalimat ini mungkin sering diucapkan seenaknya oleh orangtua di Indonesia kepada anaknya.
Terdengar biasa saja dan tidak tampak bisa menjadi masalah.
Tapi ternyata, beberapa kalimat ini bisa lebih berbahaya dari yang kita pikirkan.
Kalimat-kalimat ini bahkan bisa berpengaruh bagi masa depan anak-anak.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Anak-anak di Indonesia Hadapi Tantangan Ini
Melansir Bright Side, psikolog merekomendasikan agar beberapa kalimat ini dihilangkan orangtua dari ucapan mereka sehari-hari kepada anak.
Apa saja?
1. Jangan sampai mama buang mainanmu, ya!
Ancaman ini sering diucapkan orangtua ketika anak terlalu asyik dengan mainannya hingga tidak mau melakukan apa yang disuruh kepada mereka.
Misalnya, mereka justru terus bermain ketika tiba waktunya untuk makan, mandi, atau belajar.
Saat itu terjadi, sebagian orangtua biasanya menggunakan kalimat ancaman ini, tapi tidak benar-benar melakukannya saat anak tidak menurut.
Ternyata, ini justru bisa membuat mereka semakin berani melawan.
Anak akan dengan mudah mengetahui trik 'anacaman' ini dan akan berhenti menganggapnya serius.
2. Berapa kali kamu harus dibilangin?
Setiap orang tua mungkin pernah menggunakan seruan ini dalam pidato mereka.
Tetapi, pertanyaan-pertanyaan ini biasanya sama sekali tidak ada artinya.
Kenyataannya, orang dewasa hanya mengeluh tetapi anak-anak tidak memahaminya dan menutup telinga terhadapnya.
Maka, dari pada mengungkapkan kalimat ini, orangtua harus lebih bersabar untuk menjelaskan dengan cara lain agar anak lebih mengerti.
3. Anak pintar...
Pujian memang sering dianggap baik untuk anak.
Tapi kenyataannya, para psikolog percaya bahwa memuji anak-anak bisa sangat merusak, terutama jika Anda memuji seorang anak karena kualitas atau nilainya yang bagus.
Idealnya, Anda harus memuji anak Anda karena telah bekerja keras.
Jika anak-anak dipuji karena kepintaran atau bakat, mereka mungkin kehilangan minat untuk belajar dan bekerja.
4. Anak saya nggak sengaja...
Ini sering diucapkan orangtua ketika anak terlibat masalah dengan anak lain.
Setiap orangtua mungkin selalu ingin melindungi anaknya, tapi bukan berarti selalu menghindarkan mereka dari tanggungjawab.
Anak-anak memang bisa menjadi nakal. Mereka bisa mengalami emosi negatif yang kuat dan membuatnya bertindak buruk.
Dari pada terus melindungi kesalahan mereka, orangtua sebaiknya membantu anak menerima perasaan negatif mereka dan belajar mengendalikannya.
5. Bagaimana kita bayar semua tagihan ini?
Diskusi ini sering dilakukan orangtua ketika menghadapi banyak kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan anak-anaknya.
Misalnya ketika banyak kegiatan sekolah yang membutuhkan biaya.
Berdiskusi dengan pasangan memang penting, tapi hindari mengatakan kalimat yang satu ini di depan anak-anak.
Orangtua seharusnya tidak membebani anak-anak dengan masalah keuangan.
Mereka tidak perlu tahu tentang itu. Mereka pun belum dapat membantu jika mendengarnya.
Pada saat yang sama, akan sangat sulit bagi mereka untuk menghilangkan kecemasan jika sampai mendengarnya.
6. Jangan nangis, itu bukan masalah besar...
Saat anak menangis di depan umum, kalimat ini sering digunakan untuk menenangkan mereka.
Jika anak mendengar kalimat ini, mungkin mereka akan mulai merasa malu dengan emosi mereka dan mempengaruhi mereka di masa depan.
Bahkan jika sesuatu tidak tampak seperti masalah besar bagi orang dewasa, anak Anda mungkin berpikir secara berbeda.
7. Jangan kaya anak kecil deh!
Ketika orangtua lelah menghadapi tingkah anak-anaknya, kalimat ini bisa saja terlontar dari mulut mereka.
Ternyata, ini dapat menjadi salah satu ungkapan terburuk yang bisa dikatakan orang dewasa kepada anak mereka.
Dengan cara ini, orang tua mengabaikan perasaan anak mereka, yang dapat menyebabkan nantinya anak-anak akan enggan untuk berbagi emosi dengan mereka.
Jika anak bersikap menjengkelkan, lebih baik Anda bertanya apa yang mereka rasakan dan mengapa mereka merasa seperti itu, daripada mengatai dengan kalimat ini.
(*)