Intisari-online.com - Seringkali kita dihadapkan dengan kondisi di mana pasien Covid-19 yang memburuk kondisinya.
Biasanya memburuknya kondisi pasien Covid-19, disebabkan oleh komorbid atau memiliki penyakit bawaan yang rentang Covid-19.
Namun, ada juga orang yang tidak merasakan apapun setelah terinfeksi Covid-19.
Mereka sebagian besar, memang tidak memiliki penyakit bawaan yang rentang, namun di sisi lain imun juga berpangaruh.
Namun, menurut para ilmuwan, ada hubungan antara diet dan komplikasi Covid-19.
Oleh sebab itu, ternyata jenis makanan juga bisa mempengaruhi kondisi seseorang setelah terkena Covid-19.
Hal pertama yang mereka perhatikan adalah bahwa makanan sangat mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Ini adalah awal yang baik untuk membantu menjaga Covid-19 dari ringan hingga parah.
Publikasi Mei di BMJ Medical Journal mengatakan bahwa para ilmuwan mempelajari hampir 3.000 orang di Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan AS.
Orang-orang ini diberi dua diet yang seluruhnya terdiri dari tanaman atau sayuran dengan makanan laut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi pola makan nabati memiliki risiko 73% lebih rendah terkena Covid-19 sedang hingga berat.
Lalu bagi mereka yang mengonsumsi pola makan nabati dan makanan laut, risikonya lebih rendah.
Sebanyak 59% dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti diet ini.
Orang yang makan makanan rendah karbohidrat dan tinggi protein tiga kali lebih mungkin mengembangkan Covid-19 sedang hingga parah daripada mereka yang makan makanan nabati murni.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan bahwa, untuk menghindari sakit parah akibat Covid-19.
Yaitu dengan cara diet kaya buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan seperti lentil, buncis, kacang polong, atau , gandum, millet, jagung.
Setiap orang harus makan setidaknya 400 gram buah dan sayuran setiap hari.