Intisari-Online.com - WHO peringatkan adanya virus Marburg yang dianggap menular dan bisa menyebabkan gejala serupa demam berdarah.
Risiko kematian akibat virus tersebut hampir 88 persen.
Dalam informasi yang ditulis di laman resmi WHO, virus Marburg berasal dari famili yang sama dengan virus Ebola.
Diduga, virus tersebut pertama kali menyebabkan wabah pada tahun 1967 di Marburg dan Frankfurt di Jerman, dan di Beograd, Serbia.
Wabah ini terkait dengan pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang diimpor dari Uganda.
Penularan virus Marburg ke manusia bisa terjadi karena kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.
Pejabat kesehatan Guinea mengkonfirmasi kasus pertama infeksi virus Marburg di Afrika Barat.
Penyakit ini muncul lagi di Afrika dan diketahui merupakan penyakit yang sangat menular dan masih keluarga yang sama dengan virus penyebab Ebola.
Dilansir dari BBC, Kamis (12/8/2021), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penyebaran virus Marburg perlu segera dihentikan.
Kasus pertama virus Marburg itu diidentifikasi di Guéckédou minggu lalu, wilayah yang sama di mana kasus Ebola baru-baru ini ditemukan dalam wabah yang sekarang sudah berakhir.
Virus Marburg dilaporkan muncul lagi di Afrika setelah menginfeksi seorang pria dari Afrika Barat.
Belum ada pengobatan untuk infeksi virus Marburg yang sangat menular ini.
Akan tetapi dokter menyarankan agar orang yang terinfeksi virus ini untuk minum banyak air dan mengobati gejala tertentu, sehingga dapat meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup.
Sampel yang diambil dari pasien di Guinea, yang telah meninggal, diuji di laboratorium negara itu, dan menunjukkan hasil positif untuk virus Marburg.
Direktur WHO Afrika Dr Matshidiso Moeti mengatakan virus itu berpotensi "menyebar jauh dan luas".
Akan tetapi, dia memuji kewaspadaan dan tindakan investigasi cepat oleh petugas kesehatan Guinea terhadap munculnya virus Marburg ini.
Wabah Marburg pertama kali terjadi di Jerman pada tahun 1967, yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia akibat infeksi virus ini.
Virus Marburg telah menewaskan lebih dari 200 orang di Angola pada tahun 2005, wabah paling mematikan dalam catatan menurut WHO.
(*)