Intisari-Online.com -Anggaran belanja pengadaan bahan pakaian dinas DPRD Kota Tangerang naik dua kali lipat hingga mencapai Rp 675 juta tengah ramai diperbincangkan.
Dikutip Kompas TV dari situs https://lpse.tangerangkota.go.id/, anggaran pakaian dinas DPRD Kota Tangerang pada 2020 yakni sebesar Rp 312,5 juta dan bertambah dua kali lipat menjadi Rp 675 juta untuk tahun ini.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk pakaian dinas 50 anggota DPRD Kota Tangerang di mana masing-masing anggota mendapat empat jenis bahan untuk total lima setel pakaian.
Empat jenis pakaian tersebut, yakni satu setel Pakaian Sipil Lengkap (PSL), satu setel Pakaian Sipil Resmi (PSR), satu setel Pakaian Sipil Harian (PSH), dan dua setel Pakaian Dinas Harian (PDH).
Salah satu bahan pakaian yang disorot dan ramai diperbincangkan adalah salah satu lini busana mewah, Louis Vuitton.
Pengadaan Bahan Pakaian Sekretariat DPRD Kota Tangerang Pokja ULP Hadi Sudibjo mengatakan, Louis Vuitton akan menjadi bahan pakaian dinas harian para anggota dewan yang masing-masing anggota akan memeperoleh dua setel.
"Di antaranya Louis Vuitton, ini untuk yang PDH," papar Hadi dalam rekaman suara, Senin (9/8/2021).
Sementara itu, tiga pakaian lainnya akan menggunakan bahan dari lini berbeda yakni Lanificio Di Calvino untuk pakaian sipil resmi (PSR), Theodoro untuk pakaian sipil harian (PSH), dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap (PSL).
Terlepas dari hal tersebut, Louis Vuitton adalah rumah mode Prancis dan perusahaan barang mewah yang didirikan pada tahun 1854 oleh Louis Vuitton.
Melansir Brightside, Louis Vuitton lahir pada tahun 1821 di sebuah desa kecil di timur Prancis.
Ayahnya adalah seorang petani atau tukang kayu, sementara ibunya bekerja sebagai pembuat topi.
Orang tua anak laki-laki itu meninggal cukup awal dan Vuitton memiliki hubungan yang buruk dengan ibu tirinya.
Ketika Vuitton berusia 13 tahun, dia memutuskan untuk pergi dari rumah karena muak dengan sikap keras ibu angkatnya.
Desainer masa depan itu pun pergi ke Paris dengan berjalan kaki.
Vuitton berjalan total 292 mil selama 2 tahun, mengambil pekerjaan sambilan di sepanjang jalan.
Setelah mencapai ibukota, Vuitton magang di bawah Marechal, yang memproduksi koper perjalanan untuk orang kaya selama periode revolusi industri.
Secara keseluruhan, Louis Vuitton bekerja selama 17 tahun untuk Marechal.
Mulai dari tahun 1853, Vuitton menjadi pembuat kotak dan pengepak pribadi untuk Permaisuri Prancis, Eugenie de Montijo (istri Napoleon Bonaparte III), yang membawa banyak klien kaya dan berkuasa lainnya kepadanya.
Mereka menjadi orang yang memberi Vuitton pekerjaan hingga akhir karirnya.
Pada tahun 1854, Louis Vuitton membuka perusahaannya sendiri dan butik pertamanya di Paris.
Tanda di pintu masuk mengatakan, “Pengemasan aman untuk benda paling rapuh. Mengkhususkan diri dalam mode pengemasan. ”
Saat itulah Vuitton menciptakan bentuk bagasi yang ideal: ia membuatnya rata, tanpa tepi membulat atau detail tambahan. Terlebih lagi, koper Vuitton tahan air.
Karena pertumbuhan yang pesat, Louis Vuitton harus membuka satu workshop lagi di Asnières-sur-Seine. Awalnya bengkel ini hanya memiliki 20 pekerja.
Produk Vuitton kemudian menjadi populer di seluruh dunia dan berfungsi sebagai standar kualitas dan keandalan.
Pada tahun 1885, Louis Vuitton membuka toko pertamanya di London, diikuti oleh toko berikutnya di New York dan Philadelphia.
Pada tahun 1886, Louis Vuitton dan putranya Georges menemukan dan mematenkan jenis kunci baru.
Mereka begitu yakin dengan keandalannya, sehingga mereka bahkan menantang ilusionis terkenal, Harry Houdini, untuk keluar dari bagasi Louis Vuitton yang tertutup.
Houdini tidak menerima tawaran itu dan penolakannya membantu membuktikan kesempurnaan penemuan Vuitton.
Pada tahun 1901, di bawah pengawasan Georges, yang melanjutkan bisnis setelah kematian ayahnya, perusahaan Louis Vuitton merilis tas Steamer.
Awalnya, model ini dibuat sebagai tas untuk mengangkut pakaian kotor.
Seiring waktu, koper Louis Vuitton sangat populer sehingga mulai dipalsukan.
Sesuatu harus dilakukan untuk membuktikan bahwa tas itu asli.
Pada tahun 1896, Georges menciptakan monogram terkenal yang dicetak pada kain jacquard.
Barang-barang dari merek terkenal ini masih dipalsukan bahkan hingga saat ini.
Perusahaan memiliki kebijakan toleransi nol untuk pemalsuan.
Jika Anda terlihat menggunakan produk palsu, mereka dapat menuntut Anda, terutama jika Anda menghasilkan uang darinya. Dan ini bisa terjadi di mana saja di dunia.