Hal ini membuat puluhan ribu warga Afghanistan harus meninggalkan rumah mereka atau mereka akan terluka atau bahkan tewas seperti ratusan warga lainnya.
Saat ditanya bagaimana mereka bisa membenarkan kekerasan, Ainuddin menjawabnya dengan dingin.
"Ini pertempuran, jadi pasti ada orang-orang yang sekarat," jawabnya.
Tapi dia menambahkan bahwa Taliban mencoba yang terbaik "untuk tidak menyakiti warga sipil".
Ainuddin juga menolak bahwa merekalah yang telah memulai pertempuran.
"Tidak," balasnya.
"Kami memiliki pemerintahan dan itu digulingkan. Mereka [Amerika] memulai pertempuran."
Ainuddin dan anggota Taliban lainnya merasakan momentum untuk kembali mendominasi Afghanistan seperti sebelum invasi AS pada tahun 2001.
Untuk warga Afghanistan yang terbunuh, Ainuddin dan anggota Taliban lainnya mengaku bahwa mereka tidak melepaskan budaya Barat.
"Jadi kita harus membunuh mereka," katanya tentang "pemerintah boneka" di Kabul.