Find Us On Social Media :

Inilah Sohei, Biksu Prajurit Jepang pada Abad Pertengahan, Tetap Pakai Tasbih Ketika Berperang, Gunakan Baju Besi dan ‘Rok’ Panjang Lebar, Juga Senjata yang Dibawa-bawa Samurai

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 10 Agustus 2021 | 12:05 WIB

Sohei, biksu prajurit pada abad pertengahan.

Secara keseluruhan kefektifkan mereka dapat diringkas dalam kata-kata kaisar abad ke-12 Go Shirakawa-In, “Ada tiga hal yang berada di luar kendali saya, jeram di sungai Kamo, dadu dalam perjudian, dan para biarawan gunung.”

Peralatan sohei sedikit berbeda dari yang digunakan oleh samurai.

Mereka mengenakan kimono biasa dan celana panjang lebar.

Dengan pakaian yang biasanya berwarna putih atau kunyit.

Mereka juga menggunakan baju besi samurai tradisional, dari konstruksi besi pipih, dengan ‘rok’ panjang melindungi kaki bagian atas.

Jaket gelap biasanya dikenakan setelah baju besi.

Para biksu langsung dikenali karena mereka mengenakan penutup kepala putih pada kepala mereka yang dicukur, yang dililitkan hingga hanya bagian mata yang terlihat.

Beberapa, tetapi tidak semua, memakai helm.

Senjata paling populer di gudang senjata biksu prajurit adalah naginata, sebuah polearm seperti pedang yang mereka gunakan dengan sangat mahir.

Baca Juga: Hiroo Onoda, Prajurit Jepang yang Pantang Menyerah Meski Perang Dunia II Telah Usai Hampir 3 Dekade, Sampai Pimpinannya Harus Datang Langsung Menjemputnya