Padahal Indonesia Sudah Berkali-kali Perpanjang PPKM, Media Amerika Ini Malah Bocorkan Situasi Kondisi Covid-19 di Negara Ini yang Kian Memburuk

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mengatasi penyebaran virus corona adalah dengan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sejauh ini, Indonesia telah melaksanakan kebijakan tersebut berkali-kali di Jawa dan Bali.

Terbaru, mencapai perpanjangan PKKM yang ketiga, disebut sebagai PPKM Level 4.

Bahkan sebelum menggunakan istilah PPKM, kebijakan serupa dengan istilah berbeda juga diterapkan, yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Dipastikan Muncul Sebelum Tahun Berganti, Varian Covid-19 Ini Bakal Jadi 'Skenario Terburuk' Sepanjang Pandemi Melanda, Bikin Vaksin Jadi 'Kehilangan Taji'

Meski demikian, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi.

Bahkan, kini Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi.

Kondisi Covid-19 Indonesia yang seperti itu, baru-baru ini menjadi sorotan media Amerika, Bloomberg.

Dilaporkan, ketika kasus virus corona mulai mereda di Pulau Jawa, tetapi menyebar dengan cepat di wilayah luar.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang, Siapa Sangka Minyak Jelantah yang Katanya Bisa Membunuh Kita Ini Punya Manfaat yang Luar Biasa, Nyesel Banget Baru Tahu!

Hampir setengah dari kasus harian baru sekarang ditemukan di luar pulau Jawa yang paling padat penduduknya, yang merupakan rumah bagi sekitar 60% penduduk Indonesia dan memiliki konsentrasi kekayaan terbesar.

Disebut, Indonesia menghadapi risiko wabah yang memburuk karena penyakit ini menyebar ke daerah-daerah dengan sistem perawatan kesehatan yang kurang lengkap dan cakupan vaksinasi yang lebih rendah.

Sementara itu, vaksinasi terus digaungkan di tengah persediaan yang justru terbatas, dan dikhawatirkan membuat orang-orang mulai enggan untuk berusaha mengaksesnya.

“Kekhawatiran saya adalah antusiasme masyarakat akan berubah menjadi apatis,” kata Christianto Senda, warga yang tinggal di kota pegunungan Mollo di provinsi Nusa Tenggara Timur, dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Sekali Lihat Bisa Tau Watak Seseorang, Ternyata Begini Cara Tau Karakter Seseorang Cuma Dilihat Dari Caranya Memegang Ponsel, Ini Penjelasnnya!

Senda sendiri, yang rutin mengecek ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan setempat, telah berkali-kali gagal mendapatkan vaksin dosis keduanya karena ketidaktersediaannya.

Ia terlambat berminggu-minggu untuk dosis kedua yang dijadwalkan.

“Banyak yang berjalan berjam-jam atau membayar transportasi mahal untuk mendapatkan vaksin.

"Mungkin sekali, dua kali, mereka masih akan mencoba. Tapi setelah beberapa saat, orang mungkin akan menyerah sama sekali," ungkapnya.

Baca Juga: Kini Jadi Sasaran Pesawat Pemusnah Massal AS, Siapa Sangka Taliban Pernah Ciptakan Skandal Paling Menjijikan dalam Sejarah Militer Australia 'Hanya' Gara-gara Kaki Palsu Ini

Vaksinasi difokuskan pada Jawa dan Bali, karena daerah tersebut masih melaporkan jumlah kematian tertinggi.

Selain itu, pemerintah meminta para pemimpin lokal untuk memprioritaskan pemberian vaksin yang terbatas untuk orang-orang yang paling rentan, termasuk orang tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta.

Sekitar 8% dari 270 juta penduduk Indonesia telah divaksinasi lengkap.

Dilaporkan, sebuah survei pemerintah yang dilakukan pada bulan Juli mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Indonesia ingin mendapatkan vaksinasi terhadap Covid-19.

Baca Juga: Sekali Lihat Bisa Tau Watak Seseorang, Ternyata Begini Cara Tau Karakter Seseorang Cuma Dilihat Dari Caranya Memegang Ponsel, Ini Penjelasnnya!

(*)

Artikel Terkait