Penulis
Intisari-online.com -Israel telah mengebom dua situs di Lebanon yang diklaim militer Israel digunakan untuk meluncurkan roket.
Ketegangan di tempat itu meningkat antara Iran dan Israel atas upaya pembajakan kapal tanker Iran.
Melansir Express, jet tempur dari Israel menyerang situs itu pada Rabu malam.
Serangan ini datang setelah tiga roket ditembakkan sebelumnya di hari itu, dua mendarat di Israel dan satunya jatuh di Lebanon.
Rabu kemarin, jet Israel juga meluncurkan serangan di tengah ketegangan dengan Iran, yang mana menjadi kelompok proxy mengontrol Lebanon.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan kepada media Israel: "ini merupakan serangan yang dimaksudkan untuk mengirim pesan.
"Jelas-jelas kami bisa melakukan lebih, dan kami harap kami tidak sampai kepada itu."
Ia yakin faksi Palestina telah meluncurkan roket.
Sejarah mencaatat, faksi kecil Palestina di Lebanon telah secara acak menembaki Israel.
Serangan menyerang tempat utara Israel dan walaupun mereka memicu beberapa kebakaran semak di tempat berbukit, tidak ada kerusakan lebih jauh atau korban jiwa dilaporkan.
Tidak ada yang dilaporkan bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang muncul dari tempat selatan Lebanon, dikontrol oleh gerilya Hizbullah.
Militer Israel mengatakan mereka menyerang balasan dengan beberapa ronde tembakan Rabu kemarin sebelum meluncurkan serangan udara terbaru selama Kamis dini hari.
Mereka mengatakan dalam pernyataan: "jet tempur militer menyerang tempat peluncuran dan infrastruktur yang digunakan untuk teror di Lebanon dari tempat roket diluncurkan."
Jet tempur Israel membawa dua serangan tepat di luar kota Lebanon, Mahmudiya, yang ada di 7,5 mil dari perbatasan Israel, seperti dilaporkan TV Hezbollah, Al-Manar.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan serangan udara dari Israel adalah yang pertama menarget desa mereka dalam 15 tahun dan menyatakannya sebagai aksi agresif kepada negara mereka.
Ia juga mengatakan di Twitter tentang serangan tersebut adalah ancaman langsung kepada keamanan dan stabilitas Lebanon selatan dan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ketegangan terbaru ini mengikuti kecurigaan serangan drone Kamis kemarin atas kapal tanker minyak di pantai Oman.
Israel, Inggris dan AS menyalahkan insiden itu kepada Iran, yang telah menampik keterlibatan apapun.
Dua anggota kru dari Inggris dan Rumania, terbunuh.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pemerintah Inggris yakin serangan drone atas kapal di Timur Tengah adalah "pelanggaran hukum internasional yang direncanakan Iran".
Ia mengatakan: "AS mengecam serangan tanpa dasar hukum yang dilakukan kepada kapal perdagangan di pantai Oman, yang membunuh warga Inggris dan Rumania.
"Doa kami bersama keluarga dan teman yang terbunuh dalam insiden.
"Kami yakin serangan ini direncanakan.
"Penilaian Inggris telah menyimpulkan jika kemungkinan besar Iran menyerang kapal MV Mercer Street di perairan internasional keluar dari Oman pada 29 Juli menggunakan satu drone atau lebih.
"Iran harus menghentikan serangan ini, dan kapal harusnya diperbolehkan berlayar bebas sesuai dengan hukum internasional.
"Inggris bekerja dengan mitra internasional kami dalam respon konkrit untuk serangan yang tidak dapat diterima ini."
Sementara itu melansir 24h.com.vn, Israel mengatakan penting bagi mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melawan pengaruh Iran yang semakin besar.
"Iran tidak bisa hanya dilihat sebagai masalah Israel dan Israel sendiri yang memecahkan masalah ini bagi dunia."
Gantz menegaskan bahwa dia berbicara tentang meminta sekutu untuk mendukung kampanye militer melawan Iran.
"Dunia perlu berurusan dengan Iran, seluruh kawasan perlu melakukan ini dan Israel akan melakukan tugasnya," tambah Gantz.
Pada 8 Agustus, Gantz dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid menyebutkan orang di balik serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak Israel di Teluk Oman yang menewaskan dua orang.
“Amir Ali Hajizadeh, komandan udara Garda Nasional Iran (IRGC), adalah orang di balik serangkaian serangan rudal dan pesawat tak berawak di kawasan itu,” kata Gantz dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri Israel.
Menteri Pertahanan Israel memperingatkan bahwa Iran hanya membutuhkan sekitar 10 minggu lagi untuk memiliki bahan nuklir yang cukup untuk membuat bom atom.
Israel meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan sanksi kepada Iran setelah serangan pekan lalu terhadap sebuah kapal tanker minyak dengan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak.
AS dan Inggris juga menyalahkan Iran atas serangan itu.
Iran telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan akan menanggapi dengan keras tindakan apa pun terhadapnya.