Intisari-Online.com - Ketika Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden Iran beberapa waktu lalu, Isarel segera memperingatkan masyarakat internasional untuk hati-hati.
Hal itu karena sosok yang akan menjadi presiden baru Iran tersebut dianggap berkomitmen kuat terhadap program nuklir.
Raisi terpilih dengan hampir 62 persen suara dalam pilpres Iran pada Jumat (18/6/2021), dan akan menggantikan presiden Hassan Rouhani pada Agustus.
Rouhani merupakan salah satu sosok di balik kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara kekuatan dunia, namun Raisi disebut oleh Israel sebagai yang paling ekstrem.
"Iran telah memilih presiden yang paling ekstrem hingga saat ini", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Liot Haiat pada Twitter setelah pemilihan usai di Iran, Jumat (18/6/2021).
Seperti diketahui, Israel merupakan penentang keras program nuklir Iran, meski Teheran sendiri mengklaimnya sebagai program nuklir damai.
Rupanya bukan hanya Israel yang tampak ketar-ketir dan waspada terhadap sosok yang bakal jadi presiden baru Iran.
Media Inggris, Daily Star, pada Minggu (20/6/2021), membongkar kekejaman masa lalu Raisi melalui wawancara dengan para korban penyiksaan di masa lalu, bahkan mengungkapkan kekhawatiran Perang Dunia 3 dengan terpilihnya sosok tersebut.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR