Find Us On Social Media :

Peduli Setan Covid-19 Meroket 43 Persen, Negara di Eropa Penemu Vaksin AstraZaneca Ini Nekat Buka Pembatasan dan Tinggalkan Prokes, Ahli Langsung Ketar-ketir Khawatirkan Skenario Buruk Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 20 Juli 2021 | 14:25 WIB

Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)

Intisari-Online.com - Mulai 19 Juli kemarin, di Inggris, pertemuan dalam ruangan tidak lagi dibatasi, klub malam diizinkan buka, aturan jarak 1 meter dicabut dan pemakaian masker bersifat sukarela.

Pada dasarnya, sebagian besar tindakan yang mengikat secara hukum telah dicabut.

Sebaliknya, Pemerintah Inggris menekankan bahwa tanggung jawab pencegahan Covid-19 merupakan tanggung jawab masing-masing individu.

Melansir 24.com.vn, Selasa (20/7/2021), Perdana Menteri Boris Johnson pada 18 Juli mendesak orang untuk berhati-hati ketika Inggris bergerak ke langkah 4 dari peta jalan untuk mencabut pembatasan, dan menekankan bahwa kehidupan tidak akan segera kembali seperti sebelum pandemi.

Baca Juga: Bak Tak Mau Kalah dengan India, Indonesia Bersiap 'Ciptakan' Varian Baru Virus Corona, Data 18 Juli Kemarin Seolah Semakin Memastikannya

Sejalan dengan pencabutan pembatasan, Pemerintah Inggris terus menggalakkan program vaksinasi.

Sampai saat ini, sekitar 87,9% orang dewasa di Inggris telah menerima dosis vaksin Covid-19 pertama dan 68,3% orang disuntik dengan 2 dosis.

Dari London hingga Liverpool, ribuan anak muda merayakannya di klub tepat setelah tengah malam pada 18 Juli.

Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty memperingatkan negara itu bisa dengan cepat berada dalam masalah.

Baca Juga: China Tak Bisa Halangi Ilmuwan Lagi, WHO Sudah Perintahkan Penyelidikan Asal Usul Virus Corona Tahap Kedua di China

Inggris mencatat sekitar 316.691 kasus dalam 7 hari terakhir, meningkat 43% dibandingkan dengan 7 hari sebelumnya, sebagian besar kasus baru terjadi pada anak muda yang belum divaksinasi.

Terlepas dari itu, diketahui bahwa Profesor Sarah Catherine Gilbert merupakan satu formulator vaksin Covid-19 AstraZeneca yang berasal Northamptonshire, Inggris.

Jim Reid, research strategist di Deutsche Bank (UK), pada 19 Juli mengatakan dunia sangat prihatin dengan situasi di Inggris.

Menurut pakar ini, hal itu bisa membuka jalan kembali ke kehidupan normal atau menjadi peringatan bagi negara-negara dengan vaksinasi tinggi lainnya bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 yang Punya Tingkat Efektivitas 100 Persen Ini Resmi Masuk Indonesia, Jangan Senang Dulu, Kenali Efek Jika Disuntikkan Vaksin Ini

Di Prancis, pemerintah membuka kemungkinan memberlakukan kembali jam malam jika jumlah kasus baru terus meningkat karena varian Delta.

Prancis menyaksikan lebih dari 12.500 kasus baru pada 18 Juli, ini adalah hari ketiga berturut-turut jumlah kasus baru telah melampaui 10.000.

Di Italia, meskipun 49,9% orang berusia di atas 12 tahun telah divaksinasi lengkap, negara itu menambahkan 3.127 kasus baru pada 18 Juli.

Selama minggu depan, pemerintah Italia diperkirakan akan mengumumkan pembatasan pada orang yang tidak sepenuhnya divaksin, termasuk larangan bukanya restoran dan diskotik.

Baca Juga: Kabar Gembira! Salah Satu Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia Ini Terbukti Beri Perlindungan Seumur Hidup Dari Virus Corona, Ini Hasil Penelitian Terbarunya

Di AS, Ahli Bedah Umum Vivek Murthy pada 18 Juli juga mengungkapkan keprihatinannya ketika kasus baru di AS minggu ini meningkat 70% dibandingkan minggu sebelumnya, menjadi rata-rata 30.000 kasus baru per hari karena varian Delta dan terjadi di sebagian besar negara bagian Amerika Serikat.

Murthy mengatakan kepada CNN bahwa hampir semua kematian baru di AS adalah di antara puluhan juta orang yang belum divaksinasi.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pada 18 Juli, 59,4% orang dewasa di AS - hampir 153,5 juta orang - telah divaksinasi penuh sementara mereka 68,2% orang dewasa menerima setidaknya satu dosis.

AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia, dengan masing-masing lebih dari 34,9 juta dan 624.746 kasus.

Baca Juga: ‘Semuanya Gratis!’ dari Cantolan Sembako Hingga Peti Mati Gratis, Inilah Kisah-kisah Orang Baik yang Luar Biasa dari Warga di Tengah Pandemi Corona

Asia Tenggara saat ini menjadi hotspot Covid-19 yang serius.

Kementerian Kesehatan Singapura pada 18 Juli mendesak orang yang tidak divaksinasi, terutama orang tua, untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin selama beberapa minggu ke depan.

Singapura mencatat 88 kasus baru pada 18 Juli, jumlah kasus per hari tertinggi sejak Agustus tahun lalu.

Setelah 4 hari dengan rekor peningkatan jumlah kasus baru, mulai 20 Juli, blokade Thailand lebih ketat di ibu kota Bangkok dan provinsi berisiko tinggi, menangguhkan sebagian besar penerbangan domestik dan memperluas aturan jam malam secara ketat di beberapa daerah.

Di Asia episentrum epidemi, Indonesia mencatat rekor jumlah kematian 1.338 pada 19 Juli, sehingga jumlah kematian menjadi 74.920 orang sementara jumlah kasus melebihi 2,9 juta.

Baca Juga: 'Pandemi Belum Usai,' WHO Kini Peringatkan Munculnya Varian Virus Corona yang Lebih Berbahaya

(*)