Dengan dilakukan operasi tersebut, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan "terbongkar sudah situs dompet elektronik" yang digunakan Hamas untuk mengumpulkan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.
Cryptocurrency seperti Bitcoin, disukai untuk transaksi gelap karena dianggap sulit dilacak.
Israel juga mengatakan bahwa Hamas telah melancarkan kampanye online.
Kampanye tersebut untuk mengumpulkan sumbangan bagi sayap militernya, sebuah upaya yang dipercepat setelah perang 11 hari di Gaza pada Mei 2021.
Dilansir Kompas.com dari Al Jazeera pada Jumat (9/7/2021), Gantz mengatakan, "Alat intelijen, teknologi, dan alat hukum yang memungkinkan kami untuk mendapatkan uang teroris di seluruh dunia, merupakan terobosan operasional."
Pada 2020, departemen kehakiman AS mengatakan telah menyita jutaan dolar dari rekening cryptocurrency yang diandalkan oleh kelompok-kelompok bersenjata.