Find Us On Social Media :

Diseret ke Dalam Perangkap yang Sama dengan Indonesia, Karut-Marut Haiti Hingga Berujung Pembunuhan Presiden Ternyata Berakar dari Intervensi 'Tanpa Restu' AS

By Tatik Ariyani, Kamis, 8 Juli 2021 | 17:54 WIB

Bill Clinton

Jenderal Raoul Cedras merupakan seorang perwira angkatan bersenjata dengan tendensi diktator pada 1994.

Karena tak mau salah satu negara tetangga terdekatnya dikuasai oleh seorang diktator, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pun memutuskan untuk menginvasi Haiti.

Hal itu dilakukan demi mengembalikan Aristide ke kursi kepresidenan.

Kemudian operasi militer bernama Uphold Democracy dirancang oleh AS.

AS menyiagakan Divisi Infanteri Lintas Udara ke-82, komponen Resimen Ranger ke-75, Pasukan Khusus ke-10, dan Angkatan Udara AS untuk menginvasi Haiti.

Pasukan militer dan diplomat mendesak agar Jenderal Cedras mengembalikan tampuk kekuasaan kepada Aristide.

Menyadari bahwa Jenderal Cedras tidak akan mampu menandingi kedigdayaan militer AS, dia pun menyerah dan mengembalikan kursi kepresidenan kepada Aristide.

Publik AS maupun mayoritas Kongres AS dari Partai Demokrat dan Partai Republik awalnya menentang intervensi tersebut.

Baca Juga: Luhut Boleh Berencana, AS Lah yang Kelak Menentukan, Kala Ambisi Indonesia Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar Sejagat Terancam Dijegal Hanya dengan Cara Culas Ini