Pernyataan Mengejutkan Amerika, Dikira Setengah Mati Bela Kemerdekaan Taiwan, Ternyata Ada Maksud Tersembunyi Negeri Paman Sam Membela Taiwan dari China

Mentari DP

Penulis

Invasi China ke Taiwan.
Invasi China ke Taiwan.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) mendukung Taiwan ketika invasi China ke Taiwan.

Namun kini ketikainvasi China ke Taiwan semakin sering diteriakan, AS justru lepas tangan kepada Taiwan.

Semua bermula saat pertemuan diplomatik antara dua negara.

Baca Juga: Pantas Saja Invasi China ke Taiwan Dikecam Seluruh Dunia, Belum Apa-apa Jepang Sudah Merasa Terancam oleh Kebrutalan Negeri Panda, Sampai Minta Tolong Amerika Lakukan Ini

Dalam sebuah pernyataan pada 7 Juli 2021, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Au Giang An,Taiwan selalu berusaha untuk menjaga hubungan yang stabil dengan China.

Dilansir dari 24h.com.vn pada Kamis (8/7/2021),Au ingin melindungi kebebasan dan sistem demokrasi pulau itu.

"Taiwan bukan bagian dari China dan ini adalah kebenaran dan juga kenyataan," ungkapAu Giang.

Au juga menyebutkan bahwa sejak menjabat pada Januari, Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menyuarakan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk Taiwan.

Bahkan Presiden Biden meminta dukungan dari sekutu untuk menjaga perdamaian, perdamaian, dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baca Juga: Dikenal Kaya Raya, Viral Nia Ramadhani danArdi Bakrie DitangkapAtasDugaan Penyalahgunaan Narkoba, Jangan Heran Ternyata Ini Penyebab Banyak Artis Pakai Narkoba

Pada saat yang sama, dia juga berterima kasih kepada AS yang secara tepat waktu menyumbangkan 2,5 juta dosis vaksin Covid-19 ke Taiwan serta mendukung pulau itu untuk berpartisipasi dalam urusan internasional.

Pernyataan misi diplomatik Taiwan tersebut muncul setelah Koordinator Indo-Pasifik Gedung Putih Kurt Campbell pada 6 Juli 2021.

Di mana dia menegaskan bahwa AS sangat mendukung hubungan informal dengan Taiwan.

Akan tetapi tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Campbell menambahkan bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas bagi Taiwan adalah keseimbangan yang "berbahaya".

Sementara itu, ketua oposisi Partai Kuomintang di Taiwan, Johnny Chiang, meragukan kemampuannya mengelola hubungan lintas selat, yang memburuk sejak Tsai Ing-wen mengambil alih sebagai pemimpin Taiwan pada 2016.

Chiang menekankan bahwa pidato Campbell adalah peringatan bagi pemerintah Partai Progresif Demokratik (DDP) yang berkuasa bahwa kemerdekaan untuk pulau itu bukanlah suatu pilihan.

"Administrasi DDP harus secara akurat menilai kompleksitas kebijakan AS China untuk menghindari salah menilai situasi secara keseluruhan," kata Chiang.

Baca Juga: Setelah Dikepung Spanyol dan Inggris, Kini Giliran Amerika Tiba-tiba Kirim Pesawat Mata-matanya ke Laut Hitam, Ternyata Rusia Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini

Mengomentari pernyataan Campbell, ahli Liu Weidong, dari Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan bahwa sejarah telah menunjukkan bahwa AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan untuk waktu yang lama.

"Saya pikir Tuan Campbell memperluas niat baik Amerika Serikat dengan China untuk memfasilitasi negosiasi bilateral."

"Termasuk kemungkinan pertemuan antara Presiden Biden dan Presiden Xi Jinping," kata Liu.

Namun, Liu mengatakan komentar Campbell tidak mempengaruhi kerja sama antara AS dan Taiwan.

Termasuk dukungan Washington untuk pulau itu untuk berpartisipasi dalam banyak organisasi internasional.

Baca Juga: Rumah Sakit Tak Bisa Tampung Pasien Lagi, Kini Ratusan PasienMeninggal Saat Isolasi Mandiri,Ternyata Ini3 Penyebab Utama Mereka Kehilangan Nyawa

Artikel Terkait