Intisari-Online.com - Lonjakan kasus virus corona di Indonesia membuat rumah sakit penuh sesak.
Akibatnya ada banyak rumah sakit yang tidak bisa lagi menampung pasien.
Lonjakan kasus virus corona di Indonesia juga membuatbeberapa rumah sakit menolak pasien.
Sehingga banyak pasien yang menjalaniisolasi mandiri (isoman) di rumah.
Khususnya bagi mereka yang mengalami OTG (Orang Tanpa Gejala) atau gejala ringan.
Sayangnya, pasien yang menjalani isoman di rumah juga banyak yang meninggal dunia.
Hal itu berdasarkandata LaporCovid-19 sejak Juni seperti dilansir dari Kompas.com pada Kamis (8/7/2021).
Tercatat ada311 pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
”Secara total sejak Juni, menurut catatan kami, sudah ada 311 pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri."
"Tetapi trennya tiap hari meningkat,” kata Ketua Tim Data LaporCovid-19 Said Fariz Hibban.
Data itu berhasil mereka dapatkan darilaporan keluarga dan kerabat korban.
Sertajuga dari laporan media massa dan media sosial yang kemudian diverifikasi.
Berikutpasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasimandiri.
- Jawa Barat102 orang;
- Daerah Istimewa Yogyakarta 64 orang;
- Banten 43 orang;
- Jawa Timur 34 orang;
- Jawa Tengah 27 orang; dan
- DKI Jakarta 26 orang.
Ada beberapa penyebabpasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
Pertama, kondisinya memburuk.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting Sp.P(K), FCCP, mengatakan kondisikesehatan pasien berangsur memburuk saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Mereka isoman dengan gejala ringan. Tapi tidak perdampinga,"kata Alexander.
"Lalu mendadak kondisi kesehatan mereka memburuk,terus sepsis atau gagal nafas, dan meninggal dunia."
Kedua, pasien hanya mengurung diri di dalam rumah.
LanjutAlexander, ada juga pasin yang mengurung diri atau bersembunyi di rumah setelah terkonfirmasi positif.
"Mereka pikir dengan selembar hasil PCR dianggap sudah pengobatan," kata Alexander.
Ketiga, tidak melapor.
Mereka yang sudah terinfeksi positif Covid-19 banyak yang tidak melapor ke RT setempat atau bahkan puskesmas.
Alasannya karena malu dan beranggapan akan dijauhi warga lainnya.
Ketika kondisi mereka sudah parah, barulah mereka melapor ke tetangga yang kemudian tetangga melaporkannya ke Satgas setempat.