Perjuangan Raden Mas Said pun terus berlanjut ke berbagai daerah.
Bahkan, ketika sampai di daerah Sukowati, Adipati Sujonopuro mengusulkan RM Said menjadi raja di Sukowati.
Hal itu pun semakin membuat Raden Mas Said lebih leluasa untuk mengembangkan kekuatan pasukannya.
Aksi pemberontakan Raden Mas Said juga sampai membuat VOC khawatir yang saat itu memiliki pengaruh di Mataram.
Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (1981) karya M.C Ricklefs, sikap Pakubuwono II yang tunduk terhadap VOC dan sewenang-wenang terhadap bangsawan Mataram pula yang menjadi salah satu alasan bergeloranya pemberontakan Raden Mas Said.
Raden Mas Said juga bekeinginan menuntut keadilan untuk keluarganya, di mana sang ayah, terusir dari istana setelah difitnah dan dibuang ke Srilanka oleh Belanda.
Sementara itu, ia ditinggalkan ibunya, Raden Ajeng Wulan, yang meninggal saat Raden Mas Said masih kecil.
Pergerakan Raden Mas Said sempat diredam oleh Pangeran Mangkubumi yang memenuhi Sayembara yang diadakan Pakubuwono II, namun pemberontakannya terus berlanjut.